LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Â Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Â
NAMA Â Â Â Â : ERNI WIDIAWATI
NOPES Â Â Â : 201901096884
PROGRAM Â : PG PAUD
PPG DALJAB KATEGORI 1 TAHUN 2022
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Â
Â
Lokasi
TK Aisyiyah Sudagaran Banyumas
Lingkup Pendidikan
PG-PAUD
Tujuan yang ingin dicapai
Meningkatkan Kekuatan Otot Jari Anak
Penulis
Erni Widiawati, S.Pd
Tanggal
25 Agustus 2022 (PPL hari pertama)
27 Agustus 2022 (PPL hari kedua)
Situasi:Â
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
- Latar belakang masalah
     Pada peralihan Pembelajaran jarak jauh  ke Pertemuan tatap muka terbatas membuat anak dalam berkreativitas dalam menggunakan otot jari anak  dalam kehidupan sehari-hari sangat menurun. Karena bila dibandingkan dengan pembelajaran daring belum bisa sepoenuhnya menunjang kreatifitas anak. Karena di rumah orang tua dalam menstimulus menggunakan otot jari anak sangat kurang optimal.
     Kemampuan motorik halus anak sangat diperlukan oleh anak -anak dalam persiapan mengerjakan tugas-tugas sekolah, hampir sepanjang hari anak-anak di sekolah menggunakan kemampuan motorik halus anak untuk kegiatan akademiknya termasuk persiapan dalam menulis permulaan, mewarnai gambar, menggunting gambar dan menempelkannya dikertas.
      Untuk memaksimalkan motorik halus anak diperlukan latihan latihan yang tepat seperti, kemampuan melatih kekuatan otot jari anak dengan cara anak meremas singkong yang sudah di rebus berupa bongkahan singkong rebus yang diremas oleh anak sampai singkong rebus tersebut menjadi halus setelah diremas oleh anak.
- Â Mengapa praktik ini penting dibagikan
Karena dengan melatih dan menstimulasi anak dalam menggunakan otot jari anak, dapat melibatkan motorik halus terutama untuk melakukan gerakan yang sederhana seperti meremas.  Dalam kemampuan meremas singkong rebus yang berupa bongkahan sampai singkong tersebut menjadi halus, anak didik dapat menggunakan jari -jari anak seperti ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking. Kemampuan motorik halus anak pada kekuatan otot jari anak melalui kegiatan meremas. Kegiatan meremas yaitu kegiatan yang melibatkan unsur otot jari-jari tangan ,otak dan kordinasi mata. Kegiatan meremas singkong rebus ini menggunakan ujung  jari -jari anak sangat efektif melatih otot-otot jari anak. Meremas juga dapat merangsang pada bidang pengembangan lainnya, karena dengan meremas dapat merangsang motorik halus anak dan perkembangan kreativitasnya sehingga akan tumbuh menjadi lebih cerdas. Meremas singkong rebus juga dapat melatih kesabaran dan ketelitian, melatih konsentrasi, menumbuhkan minat seni serta mengoptimalkan kemampuan menstimulus kekuatan otot jari anak.  Kegiatan ini sangat optimal sekali untuk membantu anak untuk menstimulus kekuatan otot jari anak,
Â
- Peran dan tanggung jawab guru
        Guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, guru juga berperan untuk menumbuhkan minat belajar anak selama kegiatan. Pada saat kegiatan pembelajaran peran guru adalah memberikan motivasi kepada anak yang kesulitan dalam meremas bongkahan singkong rebus, karena bongkahan singkong btersebut terdapat beberapa singkong rebus yang sulit untuk diremas adapun yang mudah untuk diremas. Kegiatan meremas ini melatih kesabaran seorang guru untuk memotivasi peserta didiknya, guru pun harus menumbuhkan minat kepada peserta didik berupa dorongan-dorongan moril, yang dapat menumbuhkan semangat anak didik.
Tantangan :Â
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Â
Setelah diidentifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru, kepala sekolah, maka beberapa tantangan yang terjadi dapat di lihat dari segi lingkungan, contohnya lingkungan masyarakat, orang tua dan lingkungan sekolah. Dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Lingkungan masyarakat
Ruang terbuka untuk kegiatan bermain anak dilingkungan rumah yang sedikit.
- Melatih stimulus motorik anak perlu dilakukan di dalam dan di luar rumah. Stimulus di luar rumah juga penting untuk dilakukan, terutama untuk mengenalkan anak tentang lingkungannya dan sebagai adaptasi daya tahan tubuh anak. Namun terkadang tidak semua keluarga memiliki ruang terbuka yang memadai, misalkan area rumah yang semakin sempit, tidak terdapat taman dekat rumah atau playground dekat rumah yang sulit ditemui.
- Lingkungan keluarga
- orang tua terlalu proktektif
- Setiap orang tua rasanya wajar untuk mengkhawatirkan kondisi anaknya. Namun , dalam beberapa kasus, ada orang tua yang terlalu proktektif sehingga akhirnya menghambat perkembangan motorik anak. misalkan, anak diharapkan bermain dengan mainan yang  ada di rumah, mainan rumah yang terjaga kebersihannya aman untuk digunakan, sehingga anak dilarang bermain di luar rumah yang dapat memberikan eksplorasinya terhadap lingkungan. Padahal ada waktunya orang tua memberikan waktu untuk anak mengeksplorasi, tentunya dengan pengawasan dari orang tua. Jangan sampai sikap protektif berlebihan dari orang tua membuat kemampuan motorik anak tidak maksimal.
- Teknologi yang berkembang pesat
- Saat ini bisa dikatakan teknologi berkembang sangat pesat dan setiap aspek dari kehidupan kita dekat dengan teknologi. Aktivitas menonton TV , bermain gadet menyita waktu anak untuk dudk dan kurang bergerak. Orang tua harus lebih disiplin tentang pengaturan waktu anak dapat menggunakan gadget. Boleh saja bermain gadget namun tetap atur waktu dan pastikan anak tidak terlalu lama duduk sambil bermain gadget.
- Lingkungan sekolah
      Tantangan dari sisi anak didik berdampak sekali pada proses pembelajaran disekolah. Ada juga
      tantangan yang ada disekolah seperti :
- Faktor guru dalam pemilihan media ajar kurang menarik perhatian
- Media ajar tidak menggunakan media yang kongkrit
- Model pembelajaran yang belum relevan dengan kebutuhan anak didik
- Ruang kelas yang tidak nyaman ketika di gunakan anak didik
Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan berbagai cara seperti menerapkan media yang sesuai dengan gaya belajar anak didk serta model pembelajaran project based learning yang mendukung proses belajara mengajar.
Aksi :Â
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
- Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut
- Lingkungan keluarga
- Dalam hal ini orang tua harus upaya mengetahui kegiatan meremas bongkahan singkong tersebut, yang dilaksanakan disekolah, agar di rumah kegiatan tersebut dapat diulangi lagi bersama orang tua di rumah. Agar kegiatan meremas bongkahan singkong rebus ini lebih optimal lagi dan menstimulus anak di rumah dan disekolah dapat singkron.
- Lingkungan sekolah
- Guru mengobservasi dan mendata peserta didik yang menggunakan kekuatan  otot jari anak yang rendah
- Guru melaporkan hasil observasi dan hasil pendataan peserta didik  yang memilki kemampuan menggunakan otot jari anak yang masih rendah kepada kepala sekolah
- Guru membuat sebuah inovasi pembelajaran yang menarik dituangkan dalam praktik untuk meningkat kekuatan otot-otot jari anak.
- Strategi
-       Strategi pembelajaran  yang dirancang oleh guru untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada tiga tahapan dalam merancang kegiatan pembelajaran meliputi.
- Perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran. Perencanaan tersebut berupa rencana pelaksana pembelajaran atau (RPP), yang memuat sekurang kurangnya tujuan pembelajaran, meteri ajar, metode pembelajaran , sumber belajar dan penilaian hasil.
- Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan , kegiatan inti dan kegiatan penutup
- Evaluasi atau penilaian dilakukan guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan untuk menyusun atau memperbaiki rencana pembelajaran dikemudian hari
- Model Pembelajaran
       Berkaitan dengan model pembelajaran guru memakai model pembelajaran project based learning dimana disini anak didik diajak untuk bermain berbasis proyek. Pertama guru membawa benda kongkrit berupa tanaman singkong agar anak dapat mengamati, mengajukan pertanyaan tentang tanaman singkong, mengumpulkan informasi dengan melakukan beberapa aktivitas meremas bongkahan sing rebus, mengolah informasi dengan cara mencari solusi bagaimana caranaya singkong rebus tersebut dapat halus dengan menggunakan otot jari -jari anak , dan yang terakhir anak mengkomunikasikan berupa hasil pengamatan.
- Â Anak melaksanakan kegiatan ini dengan menggunakan kekuatan otot jari anak melalui kegiatan meremas bongkahan singkong rebus menjadi singkong tersebut menjadi halus, dan anak dijak untuk mengkreasikan membuat berbagai bentuk untuk dijadikan menjadi getuk lindri.
- Metode yang digunakan
- Metode yang digunakan yaitu metode bermain mengapa guru menggunakan metode bermain dikarenakan agar peserta didik dapat lebih bersemangat dalam kegiatan meremas bongkahan singkong rebus menjadi halus dan membuat kreasi bentuk getuk lindri dengan berbagai warna.
- Yang terlibat dalam strategi
- Dalam kegiatan pembelajaran meremas bongkahan singkong rebus yang terlibat dalam hal ini adalah, diantaranya:
- Pendidik atau guru yang sebagai fasilitator pembelajaran.
- Peserta didik sebagai subjek praktikan dalam kegiatan pembelajaran kali ini.
- Rekan sejawat yang membantu praktikan dalam mengdomuntasikan kegiatan pembelajaran
- Kepala sekolah yang sebagai penanggung jawab dalam kegitan pembelajaran
- Sumber daya dalam melaksanakan strategi
- Tanaman singkong yang utuh dari daun, batang, dan akar yang berupa singkong
- Video tentang tanaman singkong
- Laptop
- LKPD
Refleksi Hasil dan dampakÂ
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Â Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
- Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan mendapat hasil yang efektif hal ini dapat terlihat dari:
- Dengan kegiatan pembelajaran meremas bongkahan singkong rebus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan kekuatan otot-otot jari anak. Kegiatan dilakasanakan dengan dua kali pertemuan yaitu yang pertama adalah siklus satu dan siklus dua. Dalam siklus dua disini anak didik ada perubahan yang sangat signifikan, sebagian besar anak sudah mampu meremas bongkahan singkong dengan halus menggunakan kekuatan otot jari anak.
- Hasil
- Hasil dari kegiatan pembelajaran meremas bonglkahan singkong rebus ini sangat efektif sekali dalam menstimulus kekuatan otot-otot jari anak. Selain efektif dalam menstimulus kekuatan otot jari, anak juga dapat bermain dengan senang dan semangat dalam proses kegiatan pembelajaran meremas bongkahan singkong rebus.
- Respon
- Respon dari orang -orang termasuk pendidik lain , kepala sekolah dan orang tua anak didik yaitu respon mereka positif dan mendukung atas kegiatan ini, bahkan mereka ingin menerapkannya disekolah masing-masing agar pembelajaran lebih bermakna, terarah dan terencana yg diterima peserta didik
- Faktor yang menjadi keberhasilan
- Faktor yang menjadi keberhasilan yaitu semua langkah-langkah diatas, terlaksana dan subjek yang dalam hal ini peserta didik seta objek praktik baik ini berperan aktif. Sehingga keduanya adanya saling berkesinambungan  erat satu sama yang lainnya.
- Pembelajaran bagi penulis
- Pemeblajaran dari proses ini apabila kita mau bekerja keras, disiplin dan pantang menyerah dalam melakukan suatu kegiatan maka akan berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H