Namun apa yang membuat kendaraan pribadi ini menjamur? Dari analisa saya pribadi, yang paling menarik adalah merebaknya tawaran dari marketing lembaga pembiayaan, entah itu bank atau finance swasta lainnya.
Berkembang pesatnya bisnis melalui lembaga pembiayaan atau kredit konsumtif menjadi salah satu faktor utama menurut saya, dalam pergeseran  budaya penggunaan transportasi publik ini.
Bagaimana tidak, jangan ditanya mereka yang menengah ke atas, sudah pasti kredit mobil. Yang level menengah ke bawah sampai tukang ojek, tukang sayur dorong, tukang gorengan pinggir jalan sekarang sudah punya motor sendiri. Tidak hanya yang biasa, yang pcx pun banyak.
Hal ini faktanya tidak terlepas dari bagaimana mudahnya saat ini masyarakat mengakses kredit konsumtif dari bank maupun lembaga pembiayaan lainnya. Contoh saja, dulu 15-20 tahun yang lalu, apabila ingin kredit motor saja harus melengkapi data administrasi yang lumayan, belum lagi di survey lokasi rumahnya, jenis pekerjaannya. Tak mudah lah ya.
Dibandingkan dengan saat ini, yang cukup KTP dan slip gaji, bahkan tanpa survey sudah langsung bisa bawa pulang motornya. Jika dulu kita hanya mengenal finance-finance swasta yang punya produk kredit kendaraan ini, saat ini perbankan lebih gencar lagi menawarkan kemudahan kredit konsumtif jenis ini.
Bahkan bagi yang PNS dengan payroll di bank tersebut, 500jt tanpa agunan pun dapat, karena memang begitu bunyi programnya. Semudah itu dan sesimple itu. Jadi jangan heran apabila di Lombok ini semakin padat, apalagi kalau musim hujan. Mobil pribadi keluar semua, pun dengan motor dan angkutan publik seperti taksi yang notabene saat ini bukan angkutan mahal lagi.
Pada akhirnya, perkembangan zaman akan selalu membawa dampak perubahan, salah satunya adalah tergerusnya jenis kendaraan atau angkutan publik. Bagaimanapun, manusia butuh angkutan yang efektif dan efisien dalam menunjang aktifitasnya sehari-hari.
Hilangnya sejumlah angkutan publik seakan menjadi penanda perubahan zaman yang tak bisa kita pungkiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI