Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Penyuluh Hukum Kanwil Kemenkum NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makan Bergizi Gratis, Bisakah Hemat Tapi Terstandar?

23 Januari 2025   16:45 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:36 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak berangkat ke sekolah, Sumber : dokumentasi pribadi

Makan bergizi gratis yang menjadi salah satu program unggulan Presiden RI, Prabowo Subianto sudah launching di sejumlah daerah. Meskipun saya hanya membaca sekilas-sekilas dari sejumlah media, namun saya turut senang program ini terlaksana juga di awal-awal kepemimpinan Beliau.

Sayapun jadi ingat Kata orang bijak yang bilang "tak ada yang sempurna", dan itupun terjadi juga dalam pelaksanaan program MBG (Makan Bergizi Gratis) ini. Ada saja insiden yang terjadi, dan tentu saja segera viral di media sosial. Salah satunya adalah soal keracunan yang dialami sejumlah siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah setelah mengkonsumsi makanan yang disajikan.

Saya jadi bertanya-tanya, apakah dengan vendor yang dipilih untuk pelaksanaan pengadaan MBG ini sudah terstandar atau tidak, apakah ada kriteria tertentu atau tidak. Mari kita uraikan beberapa hal di sini.

Biaya Makan Bergizi Gratis

Kita bahas dulu sedikit hal yang mendasar yang akan ditanyakan netizen, yaitu berapa sih biaya makan bergizi gratis yang dianggarkan pemerintah saat ini. Jawabannya, biaya MBG adalah sebesar Rp. 10.000,-/porsi per anak.

Biaya Rp. 10.000,-/porsi ini menurut pemberitaan sejumlah media didapatkan berdasarkan hasil uji coba yang dilaksanakan di beberapa provinsi. Tiga di antaranya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.

Di Pulau Jawa misalnya, untuk ketercukupan 600-700 kalori per sajian, bisa dengan harga maksimal Rp 10.000, dimana seorang anak sudah mendapatkan makanan yang layak dan bergizi.

Tujuan Pelaksanaan

Sudah bahas biayanya, kita juga harus paham dong apa sih tujuannya. Nah, berikut ini 5 Tujuan Program Makan Siang Gratis:

1. Peningkatan Gizi Anak

Program makan siang gratis menjamin anak-anak mendapatkan setidaknya satu makanan bergizi setiap hari sekolah, yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan mereka. 

Saya sendiri saat SD pernah juga merasakannya, namun berbentuk kudapan bergizi, dan seingat saya memang bahan yang dipilih adalah dari bahan lokal dan bukan kemasan.

2. Pengurangan Kelaparan

Faktanya memang masih banyak keluarga tidak mampu, sehingga di banyak keluarga berpenghasilan rendah, makan siang gratis di sekolah membantu mengurangi beban kelaparan dan kekurangan gizi yang dihadapi anak-anak.

3. Peningkatan Konsentrasi dan Prestasi Akademik

Nutrisi yang cukup dan teratur meningkatkan konsentrasi, memori, dan kemampuan belajar anak-anak, yang berdampak positif pada prestasi akademik mereka saat sedang menimba ilmu.

4. Pengurangan Kesenjangan 

Program ini membantu menyamakan peluang bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, memberikan mereka kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, melalui dukungan nutrisi atau gizi.

5. Dukungan bagi Keluarga Berpenghasilan Rendah

Mengurangi beban keuangan keluarga berpenghasilan rendah yang mungkin kesulitan menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Meskipun hanya sekali sehari, menurut saya masih lumayan lah ya membantu anak-anak selama belajar dan menempuh pendidikan.

Standar Bagi Pengusaha Makanan Yang Ditunjuk

Bicara soal dana dan gizi tentu saja tidak cukup. Belajar dari kasus keracunan 40 orang siswa di beberapa waktu lalu di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tentunya harus ada standar bagi pengusaha makanan yang ditunjuk. 

Saya pribadi belum pernah membaca bagaimana mekanisme penetapan standar bagi pengusaha makanan yang nantinya ditunjuk untuk menjadi mitra penyedia makanan bergizi gratis ini.  Karena meskipun gizi sudah mencukupi, dan dana penyelenggaraan sudah ada, namun jaminan makanan yang aman dikonsumsi tentu saja harus diperhatikan.

Pasalnya, kasus keracunan bagi tiap-tiap orang bisa menimbulkan dampak kesehatan yang berbeda, apalagi anak-anak. Standar penyediaan makanan di sekolah bertujuan untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan kepada siswa mendukung kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan mereka. 

Berikut adalah beberapa poin utama yang biasanya menjadi bagian dari standar tersebut antara lain :

1. Nutrisi Seimbang yang meliputi :

  • Kandungan Gizi: Makanan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral dalam proporsi yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
  • Variasi Menu: Menu harus bervariasi setiap hari untuk mencegah kebosanan dan memastikan cakupan gizi yang beragam.
  • Porsi Sesuai Usia: Porsi makanan disesuaikan dengan kebutuhan energi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas siswa.

2. Keamanan dan Higienitas Makanan yang meliputi :

  • Bahan Segar: Gunakan bahan makanan yang segar dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
  • Proses Masak yang Aman: Makanan harus dimasak dengan metode yang aman (rebus, kukus, panggang) dan menghindari terlalu banyak makanan gorengan.
  • Kebersihan: Memastikan dapur, peralatan, dan area penyajian makanan selalu bersih. Petugas harus memiliki sertifikasi kesehatan.

3. Larangan Bahan Makanan Tertentu seperti :

  • Pengurangan Gula dan Garam: Batasi penggunaan gula, garam, dan bahan tambahan makanan lainnya.
  • Hindari Makanan Olahan Berlebih: Kurangi makanan cepat saji, minuman bersoda, dan makanan ringan tidak sehat.
  • Pengecualian Alergen: Hindari makanan yang dapat memicu alergi umum (misalnya kacang, seafood) jika ada siswa dengan alergi tertentu.

4. Edukasi Gizi secara konsisten melalui :

  • Pelibatan Siswa: Ajarkan siswa pentingnya makan sehat dengan melibatkan mereka dalam memilih atau menyiapkan makanan.
  • Informasi Gizi: Berikan informasi tentang kandungan gizi dari makanan yang disajikan.

5. Kepatuhan pada Regulasi oleh penyedia yang harus memperhatikan :

  • Standar Pemerintah: Mengikuti standar yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan atau lembaga terkait di negara setempat.
  • Audit Berkala: Melakukan pemeriksaan rutin terhadap kualitas makanan dan kebersihan oleh pihak berwenang.

6. Keberlanjutan

  • Bahan Lokal: Gunakan bahan makanan yang berasal dari petani lokal untuk mendukung keberlanjutan.
  • Pengelolaan Limbah: Kurangi limbah makanan dengan pengelolaan yang baik.

Nah tentu saja, harapan kita adalah bagaimana agar ke depan, regulasi yang mengatur MBG ini memiliki standar yang aman dan layak untuk menunjang tumbuh kembang anak Indonesia selama menuntut ilmu di sekolah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun