Meningkatkan minat belajar anak di rumah bukanlah hal yang mudah, tapi bukan juga hal yang sesulit itu. Kira-kira begitu yang bisa saya katakan sebagai pengantar. Tulisan ini saya tujukan bagi para orang tua yang belum pernah mencoba metode ini di rumah. Ya, belajar melalui games.
Eits, jangan mikirnya langsung games online yang harus make hape dan kuota Internet ya. Karena yang kali ini saya akan bahas adalah jenis permainan atau games offline yang dilakukan langsung antara orang tua dengan anak-anak kita di rumah. Lalu bagaimana sih permainan yang mampu meningkatkan minat belajar anak di rumah ini?Â
Jenis Permainan Kuis
Jenis permainan yang saya baru saja lakukan dengan kedua anak saya yang masih duduk di bangku SD ini adalah permainan kuis dengan hadiah kecil. Gambarannya adalah, tiap satu pertanyaan yang saya ajukan secara bergilir kepada mereka, apabila menjawab benar mereka boleh mengambil sebiji chips jagung atau sepotong kecil donat.Â
Namun apabila jawaban mereka salah, maka mereka harus push up atau skuad jump sebanyak 2 kali, baru kembali masuk barisan antri untuk pertanyaan selanjutnya. Selain itu, mereka saya berikan waktu 30 detik per satu pertanyaan untuk jenis jawaban hitungan atau pembagian.
Yang perlu diketahui, adalah saya berikan mereka waktu 1 jam untuk membaca dan menghafal materi yang akan dijadikan kuis malam itu. Artinya, secara tidak langsung mereka belajar, meskipun dengan embel-embel di belakangnya, bahwa ada reward tak seberapa yang akan mereka dapatkan.
Namun di luar ekspektasi saya, permainan yang tadinya hanya untuk meningkatkan minat belajar mereka, ternyata memberikan banyak hal yang lebih dari itu. Mereka sangat bahagia, belajar sambil tertawa-tawa, bahkan sampai bertanya "besok materinya apa lagi ma? biar kita siap-siap".Â
Tak terasa permainan ini menghabiskan waktu sekitar 40 menit untuk 2 materi pelajaran, yaitu matematika (perkalian dan pembagian) dan Bahasa Inggris. Dari situ saya bisa mengukur kemampuan mereka dalam berhitung dan vocabulary awal bahasa inggris, serta secara tak langsung merangsang tubuh mereka aktif bergerak.
Selain itu di akhir permainan, saya juga punya waktu yang sangat bagus untuk menerangkan analogi dari permainan tadi ke dalam kehidupan mereka nantinya. Dimana seberapa banyak reward yang mereka dapatkan, akan berbanding lurus dengan seberapa banyak ilmu yang mereka miliki.
Artinya, bahwa belajar dan memperbanyak ilmu pengetahuan adalah mutlak apabila ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik nantinya, baik itu dari segi finansial maupun lingkungan. Mereka pun mendengarkan dengan serius, dan langsung komentar "berarti kita harus belajar dari sekarang dengan rajin supaya nanti ga susah hidupnya ya ma?"
Saya tersenyum dan menarik kesimpulan, inilah doktrin baik yang bisa saya suntikkan melalui permainan. Ternyata di moment seperti ini mereka lebih serius memperhatikan.
Manfaat Bermain Bagi Anak
Nah jika tadi saya sedikit bercerita tentang jenis permainannya, sekarang saya ingin bapak ibu pembaca budiman tahu juga apa sih manfaat bermain bagi anak, permainan fisik ya.Â
Menurut American Academy of Pediatrics, bermain adalah aktivitas penting yang membantu perkembangan optimal anak karena melibatkan otak, tubuh, dan hubungan sosial mereka secara utuh. Adapun beberapa manfaat bermain bagi anak antara lain :
Pengembangan Keterampilan Sosial
Melalui permainan baik individu atau kelompok, anak akan belajar berinteraksi, berbagi, bekerja sama, dan memahami perannya, seperti tahu kapan hak dan kewajibannya harus dijalankan. Ini membantu mereka membangun empati dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang penting untuk kehidupan sosial.
Mendorong Kreativitas dan Imajinasi
Aktivitas bermain, terutama permainan imajinatif atau berpura-pura, memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dunia dari berbagai perspektif dan menciptakan situasi atau skenario baru, yang baik untuk kreativitas dan pemecahan masalah.
Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memori, dan keterampilan pengambilan keputusan. Bermain puzzle, permainan konstruksi, atau permainan edukatif mendukung perkembangan kognitif dengan cara yang menyenangkan.
Mengasah Motorik Kasar dan Halus
Aktivitas fisik saat bermain mendukung perkembangan motorik kasar seperti berlari, melompat, dan memanjat, serta motorik halus melalui permainan yang melibatkan keterampilan tangan, misalnya menggambar atau memanipulasi benda kecil.
Regulasi Emosi dan Pengurangan Stres
Bermain juga membantu anak memahami dan mengelola emosinya, memberi mereka ruang untuk mengekspresikan perasaan, mengurangi stres, dan belajar mengatasi situasi yang menantang. Permainan juga dapat meningkatkan mood dan memberikan rasa bahagia.
Nah, dari beberapa uraian di atas saya rasa kita sepakat ya, bahwa memang anak-anak hampir rata-rata tidak suka atau biasanya kurang suka merespon dengan kalimat "ayo belajar", namun ketika kita ajak "main yuk", mereka biasanya langsung spontan akan bertanya, "main apa".
Apalagi jika kita sebagai orang tuanya yang terlibat, biasanya mereka sangat senang dan merasa bahagia. Oleh sebab itu, ayah bunda di rumah, mengarahkan mereka untuk belajar melalui teknik bermain ini patut untuk dicoba. Selain mengeratkan bounding dengan orang tuanya, hal ini juga akan mengukir kenangan belajar yang menyenangkan bagi mereka nantinya.
Selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H