Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bahaya Wadah Plastik: Masuknya Mikroplastik dan Nanoplastik dalam Tubuh Manusia

11 Agustus 2024   19:03 Diperbarui: 12 Agustus 2024   10:51 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | by PlaceboPill/Freepik

Bahaya wadah plastik pada akhirnya mulai muncul di permukaan. Beberapa kali saya membaca artikel secara tidak sengaja tentang bagaimana mikroplastik dan nanoplastik bisa berada dalam tubuh manusia.

Hal ini, sepemahaman saya mulai menjadi momok menakutkan dari wadah plastik yang menjadi kekinian, khususnya di jaman sekarang. Dimana berbagai produk makanan instan maupun olahan disajikan dalam wadah dengan lapisan plastik di dalamnya. Keren memang tampilannya, meski ada bahaya di dalamnya.

Saya pribadi tidak akan menganggap ini remeh, pasalnya dari beberapa artikel yang saya baca lengkap dengan penelitiannya, membuktikan mikroplastik dan nanoplastik ini bahkan ada dalam arteri atau pembuluh darah manusia.

Bisa dibayangkan, benda asing ini jika terakumulasi di dalam tubuh manusia, bukankah akan menimbulkan masalah kesehatan serius. Karena faktanya plastik atau bahan plastik hampir sangat sulit terurai, dan memang menjadi salah satu pencetus rusaknya lingkungan.

Propaganda Iklan dan Rendahnya Literasi Publik

Kalau bicara bisnis, pasti akan selalu dan langsung berkaitan dengan iklan. Ya, tentu saja. Iklan memang menjadi senjata bagi para pengusaha dalam memperlancar usahanya agar omzet semakin berlimpah.

Berbagai iklan-iklan kreatif dibuat untuk mempropaganda publik agar tertarik mencoba dan membeli produk mereka. Jangan tanya soal kesehatan ketika bicara iklan ya, karena hampir tidak ada yang membahas itu. Kecuali mungkin hari ini dalam setiap kemasan rokok ada peringatan bahaya rokok dan gambar orang yang terkena kanker karena rokok.

Namun untuk urusan bahaya plastik ini memang berbeda. Masyarakat kita masih menganggap ini seperti hal baru bahkan tidak penting. Oh ya saya jadi teringat beberapa scene dalam sejumlah cuplikan drama korea atau china.

Di beberapa adegan makan siang di sekolah, mereka membawa bekal dengan wadah alumunium atau stainless seperti rantang kemudian dibungkus kain. Awalnya saya berfikir, kenapa mereka tidak seperti kita yang di Indonesia menggunakan wadah dari plastik mahal, tapi memilih wadah jadul jaman ibu saya masih muda bahkan.

Bahkan di Indonesia beberapa tahun lalu, ada satu brand ternama wadah plastik yang sayapun pernah beli satu set dengan harga jutaan. Karena designya cantik, mewah dan aman alias food grade. 

Belakangan saya baru sadar bahwa kemungkinan mereka lebih peka soal menjaga kualitas makanan dan kesehatan. Karena memang wadah stainless atau alumuniun ini terbilang lebih aman ketimbang wadah plastik. Kenapa?

Karena ternyata mikroplastik dan nanoplastik ini akan ikut larut bila terkena panas. Artinya, pada tiap-tiap kasus makanan panas diletakkan ke wadah plastik akan membuat sejumlah partikal mikro dan nano dari wadah plastik yang digunakan menempel pada makanan.

Namun lagi-lagi kita tidak hanya bisa menyalahkan iklan dan propaganda nya, tapi rendahnya pengetahuan dan literasi kita, atau masyarakat umumnya terhadap kesehatan dan penyebabnya. Terutama terkait wadah penyajian dan penyimpanan makanan.

Cara Mikroplastik dan NanoPlastik Masuk ke Dalam Tubuh

Nah, mungkin ada yang penasaran bagaimana cara mikroplasti dan nanoplastik masuk ke dalam tubuh. Berikut saya rangkum dari beberapa sumber di internet tentang Menyimpan makanan panas dalam wadah plastik antara lain:

  • Migrasi Bahan Kimia: Saat makanan panas bersentuhan dengan plastik, bahan kimia berbahaya seperti bisfenol A (BPA), ftalat, dan dioxin dapat berpindah dari plastik ke makanan. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti gangguan hormon, kanker, dan gangguan perkembangan.

  • Kerusakan Plastik: Panas dapat menyebabkan plastik menjadi rapuh, meleleh, atau terdegradasi. Ini tidak hanya dapat merusak wadah, tetapi juga mencemari makanan dengan partikel mikroplastik.

  • Rasa dan Bau: Plastik yang terkena panas dapat melepaskan bau atau rasa yang tidak sedap, yang dapat merusak kualitas makanan.

Nah perlu diketahui juga, ada satu produk yang paling disukai konsumen dan sangat melekat dalam keseharian kita. Namun satu produk ini diindikasi sebagai penyumbang terbesar dari masuknya mikroplastik ke dalam tubuh. Apa itu?

Jawabannya adalah Teh celup. Kenapa? Karena ternyata beberapa kantong teh celup terbuat dari bahan plastik seperti nylon atau polietilena tereftalat (PET). Ketika kantong teh ini direndam dalam air panas, terutama pada suhu tinggi, mereka dapat melepaskan partikel mikroplastik ke dalam teh. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa satu kantong teh dapat melepaskan miliaran partikel mikroplastik ke dalam minuman. Bayangkan kita mengkonsumsi teh celup selama bertahun-tahun, tanpa pernah terpikirkan sedikitpun tentang bahaya mikroplastik yang ikut masuk ke dalam tubuh.

Tehnya memang sehat, tapi tidak dengan mikroplastiknya yang justru apabila terakumulasi, disinyalir dapat menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan jangka panjang.

Atau ketika hari-hari ini kita membeli gorengan yang dibungkus dengan plastik, takjil kolak dengan plastik, ataupun kentang goreng dalam kotak kertas yang dilapisi membran plastik, bahkan wadah kopi sekali pakai di minimarket, yang diseduh dengan air suhu tinggi.

Sehat adalah Pilihan

Namun lagi-lagi setelah berbagi cerita sedikit ini, saya hanya bisa sampaikan bahwa memang sehat itu adalah pilihan. Karena faktanya, hari ini banyak sekali orang yang memasang mindset "hidup hanya sekali, nikmati saja" atau "yang sakit mati yang sehat pun mati". 

Betul memang, tidak ada yang salah dengan mindset itu, sehingga hal ini menjadi salah satu alasan orang mengkonsumsi, mengolah makanan dan menyimpan makanan tanpa pertimbangan. 

Namun kadang mereka lupa, bahwa ada anak yang harus ditemani jalan-jalan, ada Istri atau suami yang harus diberi perhatian dengan kasih sayang, atau ada cucu yang kelak lahir dan ingin ditimang. Dan bisakah kita melakukan semua itu dalam kondisi sakit?

Sakit diabetes misalnya yang cuci darah seminggu sekali, atau sakit stroke mungkin yang hanya bisa melihat dari kursi roda dan bergantung kasihan keluarga. Atau bahkan yang hanya bisa terbaring di atas ranjang dan mendengar aktivitas keluarga lainnya.

Maka tak alah saya katakan bahwa hari ini, sehat itu adalah pilihan bukan lagi kewajiban. Mau tidaknya anda atau saya, pun kita menjadi sehat sampai nanti di usia senja adalah pilihan masing-masing.

Mau tidaknya kita bercita-cita tetap aktif dan produktif untuk bisa mandiri di usia senja adalah pilihan tiap-tiap individu. Karena faktanya tak semua orang peduli dengan kesehatannya sendiri. Menganggap dengan harta segalanya bisa disehatkan, miris memang.

Saya pribadi saat ini, sudah mulai beralih dari sutil plastik yang mahal, ke sutil dari batok kelapa jaman nenek saya dulu. Wadah penyimpanan juga mulai saya migrasikan sedikit-sedikit ke wadah kaca atau wadah stainless steel yang lebih tahan panas.

Begitu juga dengan beberapa wadah lainnya, meskipun tidak bisa serta merta, namun saya memilih untuk mempertahankan nikmat sehat yang Allah beri dengan berkomitmen menjaganya semampu saya.

Semoga anda semua pembaca budiman, juga mulai banyak belajar dan terus menambah literasi untuk tetap sehat. Semoga sedikit tulisan saya ini bermanfaat.

*Berbagai literasi dan penelitian tentang mikroplastik dan Nanoplastik ini tidak saya cantumkan, namun bisa di telusuri sendiri di internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun