Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tragedi Sosial Media, Mendekatkan yang Jauh dan Menjauhkan yang Dekat

29 Juli 2024   20:26 Diperbarui: 29 Juli 2024   20:38 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi dengan bapak-bapak atau emak-emak yang suka nonton drama korea, yang kadang tak sadar membandingkan suami atau istrinya dengan bintang filmnya. Tanpa sadar pasangan mulai terlihat tak cantik atau tak ganteng lagi.

Ah terlalu banyak kalau saya harus tuliskan semua. Intinya adalah bahwa kalimat mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat ini akan berakhir pada satu kesimpulan, yaitu rusaknya ikatan emosional atau bounding kita dengan orang-orang nyata di dekat kita.

Ikatan emosional inilah yang membuat kita pada akhirnya merindukan interaksi jarak jauh, dan tidak lagi peduli dan peka terhadap interaksi nyata di sekitar kita. Ironis memang, tapi itulah fakta.

Bijak Ber media sosial

Oleh sebab itu, mari kita sama-sama jadi pribadi yang lebih cerdas, agar bijak dalam ber media sosial. Karena faktanya, tak ada waktu yang bisa diulang kembali. 

Anak-anak yang masih kecil dan butuh perhatian kita, akan tumbuh menjadi remaja dan dewasa tanpa kita sadari, jika kita terus tenggelam dalam dunia media sosial tanpa batasan.

Pasangan yang tadinya harmonis dan penuh kehangatan, bisa jadi hambar karena sudah tak ingat kapan terakhir kali bicara tentang romansa dan indahnya cinta dalam rumah tangga.

Tak akan pernah ada penyesalan di depan, semua penyesalan akan hadir di belakang. Saat waktu tak akan pernah bisa diputar ulang. Semua kesempatan kadang juga tak datang berulang.

Maka dari itu, mulailah bijak dengan membatasi diri dalam interaksi media sosial. Karena tak semua orang perlu tahu apa yang kita lakukan, tak semua orang layak dikenal bahkan diajak curhat massal.

Bijaklah, hargai semua orang yang di dekat kita, hargai waktu bersama orang-orang tercinta kita. Media sosial hanyalah dunia maya yang seharusnya hanya sebagai sedikit hiburan yang membawa manfaat, dan bukan petaka.

Semoga sedikit tulisan ini bermanfaat, salam bijak berinteraksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun