Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Petugas Lapas Terjerat, Bukti Integritas di Balik Jeruji Itu Berat

23 Juli 2024   10:50 Diperbarui: 23 Juli 2024   12:46 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun sejumlah faktor penyebab dimaksud menurutnya antara lain :

  • Lemahnya mental seseorang dalam menghadapi tuntutan di lingkungan kerja, dimana setiap hari harus berhadapan dengan para narapidana dengan mental yang masih harus dibina. Terlebih kasus narkoba misalnya. Iya, napi kasus narkoba selalu punya banyak cara untuk menggoda petugas dengan uang.
  • Adanya tuntutan ekonomi dari keluarga, dimana sejumlah besar terjadinya kasus pungli justru karena kebutuhan hidup lebih besar dari penghasilan yang di dapatkan. Atau kurang baiknya manajemen keuangan rumah tangga.
  • Pengaruh gaya hidup Hedon, dimana seringnya kondisi mental petugas kerap menginginkan sebuah pengakuan akan gaya hidupnya. Namun tak disertai dengan kemampuan finansialnya yang hanya dari gaji PNS.
  • Kebiasaan berhutang sehingga Terlilit hutang piutang, yang akhirnya menimbulkan pola perilaku yang salah. Salah satunya jalan pintas bayar utang melalui celah pungli.
  • Kebiasaan Judi baik itu judi online maupun jenis judi lainnya
  • Kurangnya iman atau rasa takut pada Tuhan, sehingga merasa tidak ada yang mengawasi dan mencatat perbuatannya selama bertugas.

Sumber : Humas Kanwil Kemenkumham NTB, Monev Kadiv Pemasyarakatan Kumham NTB ke LPP Mataram
Sumber : Humas Kanwil Kemenkumham NTB, Monev Kadiv Pemasyarakatan Kumham NTB ke LPP Mataram

Bahkan menurutnya, secara logika mereka para narapidana adalah orang  yang punya keinginan dan kemauan, bahkan orang-orang yang berkuasa dengan duit, sehingga Ketika integritas petugas melemah, maka bisa jadi justru petugas menjadi budak mereka. Bahkan terbawa arus jika tak kuat iman.

Hal ini membuat mental seorang petugas lapas dalam menjaga integritasnya seakan mendapat ujian secara terus menerus. Faktanya petugas pas berhadapan dengan para pelaku kriminal baik level rendah, sedang maupun tinggi dalam kesehariannya. Logikanya, bukan hanya petugas pemasyarakatan yang akan melakukan pengamatan terhadap perilaku narapidana.

Malah justru sebaliknya, para pelaku tindak pidana ini juga punya waktu dan kesempatan yang sama dalam menganalisa pola perilaku dan karekter petugas. Sehingga kesempatan dalam menggoda dan menguji integritas petugas juga terbuka luas. Belum lagi para kriminal kasus pengedar narkoba, yang notabene berkuasa dengan uangnya.

Godaan dan ujian akan semakin berat. Selain itu, masih lemahnya pengawasan dari unit di atasnya juga tak jarang menjadi salah satu faktor penyebab. Fungsi pengawasan di wilayah harus dioptimalkan jika sudah bicara kasus narkoba, atau yang punya jajaran dengan Lapas narkotika di dalamnya.

Upaya Pencegahan dan Antisipasi

Menyikapi berbagai faktor yang menyebabkan masalah lemahnya integritas ini, Herman Sawiran pun memberikan gambaran sejumlah upaya pencegahan dan antisipasi yang biasanya dilakukan.

Sebagai seorang Kepala Divisi Pemasyarakatan, menurutnya fungsi pengawasan dan pembinaan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan tugas di UPT Pemasyarakatan penting untuk dilaksanakan secara berkala.

Berikut ini sejumlah upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencegah dan mengantisipasi kejadian pungli di lapangan, antara lain :

  • Divisi Pemasyarakatan atau kantor wilayah selaku pembina dan pengawas di wilayah harus secara ruti  melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pelaksanaan tusi di Unit Pelaksana Teknis jajarannya.
  • Melakukan monitoring dan pengawasan secara menyeluruh dan berkala, baik di level kalapas/karutan, pejabat struktural, pegawai atau petugas hingga ke WBP atau napi itu sendiri;
  • Pastikan dalalm setiap melakukan pengawasan dan evaluasi, pastikan bahwa petugas melaksanakan tugas pembinaan sesuai SOP; lakukan juga pengecekan terhadap sarana dan prasarana;
  • Laksanakan tugas berdasarkan slogan "3+1 menuju pemasyarakatan maju" yang menuntut kita untuk kembali kepada implementasi pelaksanaan tusi pemasyarakatan yang sebenarnya.

3+1 Menuju Pemasyarakatan maju

Adapun 3+1 menuju pemasyarakatan maju yang dimaksud adalah singkatan dari :

  • Deteksi dini dalam hal antisipasi gangguan keamanan dan ketertiban di dalam Lapas/Rutan
  • Sinergitas dengan aparat penegak hukum di wilayah masing-masing dalam rangka antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
  • Lakukan pemberantasan peredaran narkoba secara maksimal
  • +1 yaitu back to basic yang berarti kembali kepada aturan yang ada (Khususnya pemasyarakatan), jadikan Aturan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan. 

Selain itu, peran serta atasan dan kepedulian dari pimpinan juga menjadi salah satu upaya penting terkait deteksi dini kejadian pungli, yang dapat terlihat dari perubahan perilaku petugas. Menurut Herman, ketika terjadi indikasi perubahan perilaku petugas, seharusnya atasan peka dan respon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun