Nah, apabila sudah terinfeksi, ada juga beberapa hal yang harus segera dilakukan antara lain sebagai berikut :
- Segera putuskan koneksi dari jaringan untuk mencegah penyebaran.
- Jangan Bayar: Membayar tebusan tidak menjamin bahwa Anda akan mendapatkan kembali akses ke data Anda dan mendorong serangan lebih lanjut.
- Segera Hubungi profesional keamanan siber yang mungkin dapat mendekripsi file Anda atau memulihkan data dari cadangan.
Dampak Serangan Ransomware Terhadap Layanan Imigrasi
Seperti yang sudah saya tuliskan tadi, bahwa resiko data terkunci, data terhapus atau lenyap dari sistem adalah resiko yang mau tak mau harus dihadapi pasca serangan.
PDN sendiri yang merupakan singkatan dari Pusat Data Nasional milik Kominfo ini, merupakan sebuah wadah yang di buat dalam rangka mengintegrasikan berbagai layanan pemerintahan berbasis IT.
Sehingga, sebenarnya sejumlah institusi lainnya juga terkena dampak seperti Dukcapil, Pajak dan Keuangan, Kesehatan dan sejumlah layanan berbasis IT lainnya milik pemerintah.
Namun di sini hal yang ingin saya garis bawahi adalah dampaknya terhadap berbagai layanan imigrasi. Sehingga masyarakat bisa paham bahwa dampak serangan ini begitu luas sebenarnya. Namanya juga terintegrasi ya, satu di serang yang lain ikut merasakan. Begitu kira-kira.
Meskipun yang terpublikasi adalah layanan pemeriksaan lintas batas (perlintasan) oleh Imigrasi, namun sebenarnya tidak menutup kemungkinan  juga bahwa sejumlah layanan imigrasi lainnya akan ikut terkena dampaknya.
Adapun sejumlah layanan di Imigrasi  berbasis online yang mungkin terkena dampaknya adalah sebagai berikut :
- Pemrosesan Visa dan Izin Tinggal yang meliputi  Proses pengajuan, pemeriksaan, dan persetujuan pada aplikasi visa. Pengajuan, pembaruan, dan persetujuan izin tinggal bagi warga negara asing bisa terhambat.
- Pelayanan Paspor yang meliputi Penerbitan paspor baru untuk WN yang bisa tertunda atau terhenti. Â Pembaharuan paspor yang akan kadaluarsa mungkin tidak bisa diproses. Atau Penanganan kasus paspor hilang atau rusak mungkin terhambat.
- Manajemen Data Imigran yang meliputi Sistem yang menyimpan dan mengelola data imigran, termasuk data biometrik, riwayat perjalanan, dan status hukum. Dan Proses verifikasi identitas untuk berbagai layanan imigrasi bisa terganggu.
- Layanan di Titik Masuk dan Keluar (perlintasan) yang mencakup Pemeriksaan di bandara, pelabuhan, dan pos perbatasan darat bisa terganggu, menyebabkan keterlambatan dan antrian panjang. Atau  Proses pemeriksaan keamanan terhadap pelancong masuk dan keluar mungkin terhambat, sehingga meningkatkan risiko keamanan.
Nah selain layanan utama di atas, ada juga layanan lainnya yang kemungkinan terkena imbasnya antara lain :
- Pelayanan Pengungsi dan Suaka yang meliputi Proses pengajuan dan penilaian permohonan suaka bisa tertunda atau terhenti.
- Pengelolaan Pengungsi: Penanganan dan dukungan bagi pengungsi yang sudah ada di negara tersebut bisa terganggu.
- Pelayanan Konsuler meliputi Bantuan yang diberikan kepada warga negara yang berada di luar negeri, termasuk dukungan hukum dan administrasi, akan mungkin terganggu.
- Pelayanan Repatriasi yang mencakup Proses deportasi warga negara asing yang melanggar hukum imigrasi bisa tertunda. Serta Bantuan untuk repatriasi sukarela bagi warga negara asing mungkin terhambat.
- Komunikasi dan Informasi Publik yang meliputi Layanan bantuan dan informasi kepada publik mengenai status aplikasi dan prosedur imigrasi mungkin tidak dapat diakses. Maupun Situs web dan portal online yang digunakan untuk pengajuan aplikasi dan konsultasi informasi mungkin tidak berfungsi.
Perlu diketahui dulu bahwa proses pemulihan bisa saja memakan waktu yang tidak singkat juga, mengingat kita berurusan dengan dunia maya dan berbagai enkripsinya. Perlu tenaga-tenaga ahli dan profesional untuk proses pemulihan yang lebih baik.
Meskipun pasti pembaca budiman di luar sana nanti akan bertanya-tanya, kok bisa sering sekali kena serangan? Memang ga ada sistem yang lebih baik meskipun mahal? Haha, kita sama pertanyaannya bapak ibu.
Hanya saja, mungkin masyarakat lupa lagi nih peribahasa "Di atas langit masih ada langit". Sebaik apapun mitigasi yang kita lakukan, tetap saja ada otak-otak manusia cerdas yang dapat anugerah lebih dari Tuhan namun dipakai di jalan yang salah.Â
Sebagai seorang ASN, saya sebagai keluarga besar Kemenkumham juga prihatin dengan hal ini. Oleh sebab itu, sejujurnya melalui tulisan ini saya berharap dapat menghasilkan pandangan biijak dari bapak ibu, masyarakat di luar sana.
Khususnya dalam menyikapi jika nanti di lapangan, sejumlah layanan yang berbasis IT atau online mengalami kendala. Begitupun dengan institusi lainnya di sejumlah kementerian yang ikut terdampak. Pastinya sampai hal ini benar-benar bisa dipulihkan, kemungkinan layanan akan mengalami sejumlah kendala atau hambatan.