Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Soal Kewajiban Kuliah: Bukan tentang Jenjang Pendidikan, Melainkan Manfaat Ilmunya

2 Juni 2024   18:44 Diperbarui: 3 Juni 2024   11:48 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliah bukan tentang jenjang pendidikan, tapi tentang kebermanfaatan ilmunya. Kira-kira itulah yang langsung muncul di pikiran dan hati saya ketika membaca topik pilihan yang satu ini. Tentunya bukan tanpa sebab kalimat dalam judul di atas tiba-tiba tercetus di otak saya. Melintas begitu saja.

Saya Lulusan SMK

Saya flashback sedikit tentang masa lalu, dimana saya adalah seorang anak PNS golongan I saat itu.

Gaji Bapak saya pas-pasan untuk menyekolahkan kami berdua, dengan seorang adik yang masih balita. Ibu pun membantu dengan jualan makanan ringan untuk anak-anak SD ketika itu demi memperjuangkan kami tetap sekolah dan menimba ilmu dengan layak.

Sejak duduk di bangku SMP saya sudah punya tekad, bahwa saya akan masuk SMK dan akan bekerja. Pasalnya ketika itu, tahun 2002 saya lihat beberapa senior-senior saya di SD dulu sudah pada bekerja. Ketika saya tanya, katanya masuk SMK enak, bahkan saat praktik kerja Lapangan sudah di tawari kerja.

Tekad itu bukan tanpa alasan, karena saya tahu rasanya dapat uang jajan pas-pasan. Kadang tak cukup dan tahan lapar hingga pulang sekolah baru makan di rumah. Meskipun saya dapat beasiswa supersemar sedari SD atas peringkat yang selalu bisa saya pertahankan, namun tentu saja tidak enak rasanya minta-minta terus sama orangtua. Jadi, singkatnya, saya masuk salah satu SMK favorit kala itu, dengan urutan perangkingan berada di posisi urutan ke 11. Senang, karena bisa lolos seleksi pendaftaran dengan mudah.

Selama tiga tahun di SMK, banyak hal yang saya pelajari khususnya kompetensi dasar. Mulai dari administrasi tata persuratan, kearsipan, marketing, akuntansi, performance, bahasa, komputer dan banyak hal lain yang tidak didapatkan di sekolah Menengah Umum biasa. Anggaplah memang itu yang saya cari, hingga seberat apapun dan sebanyak apapun tugasnya saya paksa diri untuk meraih nilai terbaik.

Dan benar saja, lulus SMK saya pun bekerja meskipun cuma jaga konter 3 bulan dan bertualang sebagai sales di sebuah cabang perusahaan elektronik besar.

Demi mandiri dan menghidupi diri sendiri, saya tidak takut apalagi malu. Bukankah saya di sekolahkan 12 tahun lamanya memang untuk dapat survive dan sukses?

Tak Ada Niat Kuliah Tapi Lulus PNS

Sedari awal memang niat saya bekerja, tak ada keinginan kuliah sama sekali. Apalagi melihat kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, tak tega rasanya harus minta kuliah. Cukup dengan ilmu yang saya punya pekerjaan apapun yang related dengan kompetensi saya, akan saya jalani. Begitu kira-kira bunyi tekad lulusan SMK model saya.

Jarak 8 bulan dari lulus SMK, setelah merasakan pahitnya jadi sales juga akhirnya seorang teman mencari saya ke rumah. Tujuannya cuma satu, mengajak saya ikut test CPNS, saya ingat betul waktu itu Februari 2006. Dalam pikiran saya ini hal yang baru, dan saya bahkan tidak ingin memberitahu orang tua saya tentang itu. Namun akhirnya saya yang suka nekat, luluh juga dengan kalimat mari kita coba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun