Akhirnya War Kuota visa umrah pun tak terelakkan. Para Muasasah yang memang diberikan ijin resmi mencetak visa atau issued visa ini pun harus main strategi untuk mendapatkan visa atau masuk kuota visa per harinya. Padahal mereka pun jika tidak teliti input permohonan visa juga bisa kena batunya. Kenapa? karena kalau sampai ada jamaah masuk Arab Saudi yang melaksanakan ibadah umrah namun nekat mau coba-coba tetap tinggal hingga dimulainya pelaksanaan haji, maka muasasah ini akan menanggung denda yang lumayan besar, hingga Rp250jt/orang nya. Ngeri-ngeri sedap memang.
Seperti saat tulisan ini saya buat, di grup Visa yang saya ikuti salah seorang member menuliskan kesedihannya. Lenyap 1M karena harus bayar denda akibat 4 orang jamaah yang visanya dikeluarkan oleh timnya tak terlacak dan belum juga keluar Arab Saudi (overstay). Meski di grup dia melontarkan "Semoga Allah Ganti dengan yang lebih baik", namun saya rasa semua yang di grup dalam hati juga berbisik "Iya sih, cuma 1M itu duit bukan daun".
Bahkan beberapa member grup pun sampai geregetan dan emosi dengan jamaah model begini.
Balik lagi, tak heran, dari grup Visa yang saya ikuti itu kompak membagikan sejumlah tips-tips pada anggota grup seperti : Input dulu group-group besar baru perhatikan group kecil atau segera reschedule tiket pesawat sekiranya memang dirasa tidak bisa dapat kuota lagi. Atau Muasasah cobalah himbau kepada agen travel di bawahnya jauh-jauh hari agar diantisipasi.
Bukan tanpa sebab mereka saling berbagi tips, pasalnya apabila ada pengusaha travel umrah yang nekat berspekulasi dan dapat moment naas alias prediksinya salah, maka kerugian yang ditanggung juga tak sedikit. Mulai dari kerugian Moril dan materil yang tentunya akan ditanggung jangka panjang. Contohnya apabila tiket pesawat hangus, tentunya travel agent harus mempertanggung jawabkan dana yang telah disetor oleh jamaahnya. Selain itu yang tak kalah berat adalah rusaknya kepercayaan calon jamaah yang hanya tau 'setelah bayar lunas, harus berangkat'.
Berangkat dari sini saya pun berkesimpulan, bahwa war takjil tak sedahsyat war Kuota Visa ini. Jika War takjil ga dapat beli takjil dan para pemburu takjil tak akan menanggung kerugian apapun kecuali rasa kepengen makan takjil. Namun War kuota visa, ga dapat bisa menimbulkan celaka. Baik celaka bagi isi kantong pelaku usaha maupun celaka bagi calon jamaah awam yang tidak mengerti apa-apa.
Apalah daya, niat sampai di tanah suci yang sudah menggebu-gebu bisa jadi sebuah penantian tak pasti hingga selesai prosesi ibadah haji. Atau jika travel agent sudah lama berkecimpung di dunia bisnis umrah, mereka akan lebih cekatan untuk reschedule tiket dan berbagai akomodasi di tanah suci, sehingga jemaah hanya akan kecewa karena pengunduran keberangkatan.
Apapun itu, Sudah seyogyanya kejadian War Kuota Visa seperti ini bisa diantisipasi oleh para travel agent. Apalagi ini disebabkan persiapan haji yang merupakan regulasi rutin tiap tahun.
*Musim haji bikin vibes grup naik tensi, trus berimbas ke penonton seperti saya jadi pengen nulis lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H