Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Tips Berkomunikasi yang Baik dengan Anak Laki-laki

23 April 2024   20:17 Diperbarui: 26 April 2024   19:08 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di situ beliau sampaikan bahwa otak anak laki-laki sampai berumur 18 tahun isinya adalah main dan main, bukan belajar. Atau sikap yang paling tidak disukai anak laki-laki, ketika lelah pulang ke rumah jangan ditanya apapun karena dia akan emosi cenderung marah.

Berangkat dari sini, saya pun menganalisa sendiri memang suatu ketika saya meminta tolong kepada si bontot ini ketika dia sedang asyik main lego, dengan sedikit berteriak, maka dia hanya menyahut namun setelah itu lanjut main, cuek.

Begitu pula setiap ada waktu luang entah itu pulang sekolah, atau setelah selesai mengaji pun mengerjakan PR, maka kalimat yang terlontar adalah "mama, boleh ga habis ini main?".

Property sendiri: Ketika si bontot asyik main
Property sendiri: Ketika si bontot asyik main

Tentu saja, saya juga tidak mau menjadi ibu yang gagal dalam mendampingi tumbuh kembang mereka. Dari sekian banyak referensi yang saya dengar dari sejumlah pakar psikologi anak, saya pun mulai menerapkan pola komunikasi yang sesuai atau pas bagi seorang anak laki-laki seusia ini.

Misalnya, ketika berkomunikasi untuk minta tolong padanya untuk melakukan satu pekerjaan kecil di rumah, maka saya akan mendekatkan wajah saya ke telinganya dan sedikit berbisik "mas, boleh ga mama minta tolong buang sampah?".

Dan benar saja, hasilnya membuat saya terkejut karena dia tak hanya menyahut namun langsung beraksi mengambil sekantong sampah kemudian membawanya ke tempat sampah depan rumah.

Atau ketika saya kelelahan sepulang kantor dan minta tolong untuk membereskan mainanya, dengan cara yang sama, dia pun langsung beraksi bahkan dengan bertubi-tubi mencium pipi saya terlebih dahulu sambil berucap "mama capek? Tenang, sekarang aku bereskan sampai rapi".

Menyikapi hobi bermain anak laki-laki memang kadang melelahkan. Rumah berantakan, perabot bersih jadi kotor, ataupun yang masih bagus dibuat tak berharga sudah biasa bagi saya.

Hampir tiap hari dia akan mengobrak-abrik seisi rumah hanya untuk bermain. Namun tak pernah saya omeli, paling menghela nafas sambil mengingatkan "mas, ingat habis main rapikan ya".

Karena saya paham, anak laki-laki benci omelan ibu cerewet, sepertinya itu sangat berisik di telinga mereka, begitu kira-kira yang saya tangkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun