2.Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah. Â
 Ini bisa dijalankan dengan melalui kuesioner atau wawancara, kita bisa tahu sebenarnya keseharian belajar siswa. Apakah budaya belajarnya sudah benar atau belum, atau kemandirian belajarnya sudah terbentuk atau belum. Seberapa jauh aktivitas itu telah dilakukan oleh anak didik kita.
3. Mengetahui kondisi keluarga murid.
Seringkali kita terkaget-kaget dengan kondisi siswa di kelas karena kondisi di rumahnya yang tidak kondusif. Bisa karena ada permasalahan di keluarganya, atau bisa jadi mereka tidak tinggal bersama orang tua sendiri. Perlu kita ketahui sebagai kondisi awal.
4. Latar belakang pergaulan murid.
Ini sangat penting untuk diketahui. Apakah orang tua di rumah memiliki tipe yang asertif, atau abai tentang pergaulan anak di sekolahnya. Sebagai kondisi awal dari murid kita. Kita juga harus mengetahui kondisi awal pergaulan murid kita sehingga nanti kitab isa menerapkan pendekatan yang tepat sesuai dengan latar belakang pergaulan mereka.
4. Mengetahui gaya belajar, karakter, dan minat murid.
Apakah gaya belajarnya visual, kinestetik, atau cenderung auditori. Itu penting sekali. Kemudian karakter anaknya seperti apa, mudah bergaulkah, temperamenkah. Minatnya ke mana? Ini adalah beberapa tujuan untuk dapat kita dapatkan dengan asesmen diagnostik nonkonitif
Tujuan Asesmen Diagnostik Kognitif Â
1. mengidentifikasi capaian kompetensi para siswa.
Artinya Sebelum proses kita merancang  pembelajaran pada kondisi sebelumnya, seberapa kompetensi yang telah dicapai oleh siswa , kita harus mengetahui diagnostik kebutuhan yang pernah dipelajari sebelumnya.