Mohon tunggu...
Erni Wardhani
Erni Wardhani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis konten kreator (Youtube, Tiktok), EO

Guru SMKN I Cianjur, Tiktok, Youtube, Facebook: Erni Wardhani Instagram: Erni Berkata dan Erni Wardhani. Selain itu, saya adalah seorang EO, Koordinator diklat kepala perpustakaan se-Indonesia, sekretaris bidang pendidikan Jabar Bergerak Provinsi, Pengurus Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat, Pengurus Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat, Pengurus IGI kabupaten Cianjur, sekretaris Forum Kabupaten Cianjur Sehat, Founder Indonesia Berbagi, Tim pengembang Pendidikan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat, Humas KPAID Kabupaten Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Misteri Penari Salsa

14 November 2017   20:05 Diperbarui: 14 November 2017   20:24 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya aku mendahului wanita itu. Langkahnya beberapa meter di belakang. Sepatu hak tingginya bergantian dengan sepatuku memecah keheningan lorong hotel. Ya, ini lantai 3, dan aku hanya perlu menyusuri kamar ke-7. Beberapa kamar yang kulewati nampak sepi. Suara sepatu wanita berambut pirang berhenti di nomor 05, itu artinya kamarnya berdampingan dengan kamar tujuanku. Kulirik wanita tersebut, dan dirinya sudah masuk ke dalam kamarnya. Aku sampai pada kamar 307. Pintu terganjal oleh sekatan pintu dari besi, artinya tidak terkunci.

Untuk beberapa saat jantungku berdegup lebih kencang, namun rasa kepenasarananku mengalahkan segalanya. Pelan, kudorong pintu itu sambil menahan napas. Jantungku berdegup lebih kencang, dan mataku melotot demi melihat seprei putih acak-acakkan yang berlumuran darah segar. Tubuhku bergetar hebat. Ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya, namun tak bisa. Betapa tidak, perempuan berambut pirang yang tadi masuk ke kamar 05, kini tergeletak tak bernyawa dengan darah segar yang masih mengucur deras di lehernya. Pandanganku refleks menyapu ruangan, dan berbalik 180 derajat. Namun apes, orang yang baru ke luar dari kamar mandi melihatku yang hendak terbirit.

Aku melepas sepatu, untuk kemudian berlari dan mengacak-acak benda yang kebetulan dekat denganku, supaya orang yang mengejarku sedikit kewalahan. Pintu hotel kubanting kasar, dan mulai berlari menjauh. Beberapa yang berpapasan denganku menampakkan muka keheranan dan mengernyitkan keningnya begitu melihatku yang pucat pasi.

(nyambung kalo kagak males)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun