Melihat semakin parahnya kelakuan, etika, pergaulan kidz zaman now, saya jadi membayangkan anak zaman  dulu dan sekarang. Memang tidak dapat disamakan, toh zamannya juga berbeda. Namun entah, rasanya kok jauh sekali, tabiat, perilaku, etika anak anak zaman dulu dan sekarang. Apakah ada kaitannya dengan apa yang diserap? Salah satunya buku bacaan?
Berbicara tentang buku bacaan zaman dulu, entah mengapa, ingatanku langsung saja ke buku komik seukuran buku tulis, berbahan kertas buram tipis, dan bergambar sesuatu yang dahsyat.
Ya, era 90 an bisa dibilang zamannya komik-komik Indonesia berjaya. Mulai dari komik horor petualangan Petruk karya Tatang S, hingga komik pertarungan yang tidak tahu siapa pengarangnya. Namun, yang paling membekas dalam ingatan saya adalah, buku komik yang berisi pelajaran hidup tentang surga dan neraka.Â
Kerinduan saya akan komik ini terbayar sudah. tatkala tadi pagi, saya menemukan komik itu di perpustakaan kelas XI, di tempat saya mengajar. Dengan mata berbinar, saya ambil komik tersebut dan membawanya ke tempat duduk. Saya lantas meminta izin untuk meminjam komik tersebut dan akan membacanya seusai mengajar.
Siksa Neraka, komik yang selalu bikin merinding bocah-bocah SD zaman dulu, memang membuat saya kangen setengah mati. Masih teringat, Â saking seremnya, Â sampai-sampai sering terbawa mimpi. Sedikit bernostalgia, saya membolak balik buku setengah usang yang pernah bikin kita ingat dosa itu.
diterbitkan oleh Pustaka Agung Harapan, Â sebuah perusahaan penerbitan buku yang terletak di Surabaya. Perusahaan ini telah menerbitkan banyak buku berbagai genre mulai dari pendidikan hingga agama. Sedangkan ilustrator dan ide ceritanya adalah MB. Rahimsyah dan Irsyadul Anam. Setelah mengetahui fakta ini, pastinya para anak SD angkatan 90-an sudah bisa tidur dengan tenang
Tidak sampai Rp 5000, semua bisa punya.
Bukan main murahnya komik tahun 90-an ini, hanya dengan sedikit sisa jajan kita sudah dapat mendapatkannya. Meskipun begitu pesan yang tersimpan dalam komik ini sangat besar. Itulah mengapa komik ini sangat digandrungi anak satu kelas. Hanya bagian sampulnya yang dicetak berwarna, sedangkan bagian dalamnya hanya lembar kertas koran biasa. Wajar kalau komik yang satu ini sering sekali mengalami lecek akibat terlalu sering dibaca.
Penggambaran yang ada di komik ini bisa dibilang sangat menakutkan. Mulai memotong lidah, menggunting alat kelamin dan siksaan-siksaan pedih lainnya. Itu semua akibat dosa yang telah dilakukan di dunia. Meskipun terkesan sangat menyeramkan, namun nyatanya buku ini benar-benar sangat laris pada waktu itu. Bahkan komik ini bersaing dengan komik-komik horor lainya seperti karangan dari Tatang S. Yang jelas, karena ilustrasinya yang berbeda dengan yang lain lah yang membuat komik ini sangat berjaya. Meskipun banyak ditampakkan orang tanpa busana, namun bocah waktu itu sudah ngeri sendiri akibat melihat siksaan nerakanya.
Bikin tobat, bahkan masih terbayang hingga dewasa
Bukan main efek dari komik yang satu ini, saking menakutkannya siksaan yang ditunjukkan bahkan bisa terbayang hingga dewasa. Tak jarang anak pada waktu itu bisa sampai paranoid akibat melihat gambar siksa neraka ini. Namun, dampaknya juga sangat bagus. Pada saat itu semua anak bakal takut berbuat dosa, sekali diingatkan gambar siksa neraka ini, langsung saja nurut perkataan orang tua. Tidak jarang pula yang sampai terbawa mimpi saking kebayangnya siksaan pedih di komik jadul ini. Pokoknya komik jadul ini juaranya bikin anak badung tobat.