Menunggu rezeki, sekarang bukan jamannya lagi. Itu yang dapat saya tangkap di masa yang serba sulit ini. Apalagi sekarang sudah dekat-dekatnya ke hari raya umat muslim. Semua orang pada menunggu THR, Tunjangan Hari Raya. Sebagai seorang abdi Negara, Alhamdulillah, selalu ada THR dari pemerintah, berupa gaji ke 14. Namun, menunggu THR tak ubahnya seperti menanti hujan di siang bolong. Agak susah dicari hilalnya. Hanya kabar "katanya" dan "katanya". Akhirnya hari demi hari selalu menantikan yang belum pasti.
Beberapa hari yang lalu, saya mendapat email, yang berisi ajakan untuk mengikuti flash blogging di Hotel Hilton, dari otoritas Jasa Keuangan perbankan syariah. Sangat menarik, dan tentunya sangat bermanfaat untuk pengetahuan saya sebagai seorang pengajar. Namun, apalah mau dikata, sehari sebelum pelaksanaan nangkring di OJK, saya mendapat tugas yang begitu mendadak dan harus selesai secepatnya. Galaulah saya, harus meninggalkan acara yang sangat menarik dan bermanfaat ini. Tapi saya tidak patah semangat, saya mencoba mengerjakan tugas dengan kecepatan yang ekstra pol. Mulai sehabis magrib, saya geber untuk menyelesaikan tugas itu. Walau bagaimana pun, sebagai ketua komunitas MGMP di kota saya, saya tidak mau meninggalkan tugas begitu saja, pun tidak mau kehilangan kesempatan untu mendapatkan informasi menarik tentang perbankan syariah.
Pada malam harinya, suasana begitu menambah rasa stress saya, PLN mulai bertingkah, mulai caper, pakai acara lampu padam segala, itu sekitar pukul 10 malam, saat itu saya lagi hot-hotnya mencetak lembaran-lembaran penting untuk keperluan anggota saya. Ya....semua anggota menunggu lembaran itu. Saya pantang menyerah, dengan berbekal senter, saya lanjutkan perjuangan supaya hari Minggunya, saya dapat berangkat ke Jakarta. Tangan kiri memegang senter, tangan kanan mengetik dengan 1 jari, dan dengan pasti, saya selesaikan juga membuat daftar yang dibutuhkan anggota komunitas. Karena listrik masih padam, terpaksa saya tinggalkan pekerjaan mencetak akun, dan meneruskan kerjaan saya menulis. Akhirnya, pukul setengah dua malam, pekerjaan rampung 95%. Saya pun agak leluasa besok untuk pergi ke Jakarta.
Apa yang kita harapkan tidak selalu dapat terwujud, selain kesiangan sahur, saya pun kesiangan terbang ke ibu kota. Namun, saya coba saja, yang penting usaha untuk berburu ilmu. Berbekal gadget kenang-kenangan hadiah dari lomba Panadol Expert, saya akhirnya tiba juga di Double Tree, Hotel Hilton, pada pukul 15.10. Kesiangan sedikit dari jadwal yang sudah ditentukan. Its ok. Setelah saya masuk ke ruangan, ternyata peserta flash blogging sudah banyak. Dengan tanpa beban, saya pun mulai mengikuti acara dari awal sampai akhir, dan mulai mengikuti lomba yang diadakan sepanjang kegiatan, yaitu flash blogging, Instagram, dan tweeter, dengan hadiah yang lumayan gede untuk nambah-nambah THR. Saya tidak terlalu berharap banyak, karena pesertanya ajib-ajib dan banyak yang senior, tapi tidak apa, saya pikir tidak ada salahnya untuk mencoba. Target, saya ingin mencuri poin dari Instagram, walaupun hadiahnya jauh lebih kecil, namun saya coba juga. Saya agak sedikit ciut, ketika nama-nama peserta sudah mulai ditayangkan, nama saya tidak sekaliput tersorot. Shit!!!
Namun, yang bikin saya geer, adalah ketika tahu, tweet saya ada yang di retweet, leh salah satu pakar yang mengisi acara ini, yaitu Bapak Muhammad Thoriq. Ada asa mengembang di dada, untuk sementara. Acara buka bersama, walaupun hidangan kelas hotel bintang 5 menjadi tidak begitu menarik lagi, karena saya ingin berusaha menyelesaikan tantangan, untuk menulis tentang perbankan syariah saat itu juga. Dengan berbekal gadget yang batrenya sudah kembang kempis, saya terus berdoa supaya tulisan dan foto-foto yang saya kirim diterima admin  lancar jaya. Begitu pun untuk Instagram dan tweeter, saya kirim sebanyak-banyaknya.  Waktu pengumuman pemenang menjadi terasa sangat lama, walaupun sudah diisi oleh iringan akustik dan si biang ngocol, Indra Stand Up Comedy.
Pukul 20.00, pengumuman pemenang mulai dibacakan. Mulai dari pemenang ngetweet, gagal. Dari tiga pemenang, tidak ada namaku dibacakan. Begitu pun pada saat lomba Instagram, padahal saya sudah dapat likers terbanyak saat it (ngintip dari kiriman terpopuler), nama saya tidak juga disebutkan. Namun begitu pengumuman 10 pemenang flash blogging, ternyata nama saya dipanggil. Yess...usaha semalaman untuk dapat berjuang ke sini ternyata berbuah manis. Saya pulang dengan mengantongi uang 1.000.000 IDR, berikut cendramata Sarung cantik nan ciamik. Alhamdulillah, Ramadan berkah. Ilmunya dapat, rezekinya nemplok. Terima kasih OJK Syariah Indonesia, terima kasih Kompasiana. Jangan bosan untuk mengirimi saya undangan lomba. Heheheh...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya