Kupandangi cermin yang memantulkan badanku yang sudah mulai tidak indah lagi. Bahkan kulitku mulai mengeriput, walaupun belum parah. Mata mulai nanar, aku takut suami tidak cinta lagi gara gara perubahan ini. Pelan kuusap wajahku dengan pisau lipat. kuusap, kuusap, dan tanpa terasa semakin kutekan. Goresan pisau lipatku satu satu membekas dan membentuk garis garis untuk kemudian darah segar menyembur memenuhi wajahku. Samasekali aku tidak merasakan kesakitan. Kutoreh lagi dan lagi ke semua bagian muka hingga aku sendiri limbung. Menjerit dan gelap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H