[caption caption="Erni.dok"][/caption]
Terdiam membaca garis di wajah
:Perlahan terbuka aliran sungai di kelopak mata
arus tak terbendung
Sungguh, ini sangat disadari.
kutak mau dikatakan cengeng oleh sesiapa.
Dada memendam sesak yang maha dahsyat.
tendang hempaskan semua rasa,
kemudian membiarkannya bersatu dengan amarah
dan memburai di udara.
Kusandarkan dahi di sebuah dinding kamar,
sangat berat sekadar mengangkat kepala,
dengan sedikit terpejam,
bayangan sosok laki laki berdasi
yang membuat dirimu berpaling
Pergilah
kejar semua keinginan
usah hirauÂ
aku ikhlas melepas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H