Pekayon Jaya, Bekasi Selatan (02/08) – Laju tingkat urbanisasi yang cepat di kota-kota besar seperti Kota Bekasi mengakibatkan meningkatnya jumlah penghuni daerah kumuh, infrastruktur dan layanan yang tidak memadai dan terbebani.
Pengumpulan limbah dan sistem air dan sanitasi, jalan dan transportasi melebihi kapasitas dan jumlah yang tersedia. Peningkatan populasi menyebabkan munculnya berbagai masalah lingkungan seperti polusi udara dan rendahnya sanitasi di berbagai wilayah.
Gaya hidup manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberlangsungan lingkungan sekitar, baik itu di darat maupun di laut.
Namun masyarakat di kota-kota besar memiliki tingkat kesadaran yang rendah terhadap pengaruh antropogenik terhadap lingkungan sehingga perubahan dalam gaya hidup perlu dilakukan.
Merubah gaya hidup menjadi berkelanjutan dan ramah lingkungan merupakan hal sederhana yang dilakukan sehari-hari dapat diubah sebagai langkah awal. Salah satunya adalah dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dan menggantinya dengan tas atau tote bag.
Pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai telah didukung oleh pemerintah Kota Bekasi sejak Maret 2020. Namun, perubahan gaya hidup dilihat sebagai hal yang sulit dan memerlukan pengeluaran uang yang lebih.
Gaya hidup ramah lingkungan tidak selalu mahal dan mudah sekali untuk dilakukan. Dengan itu, perlu dilakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai gaya hidup ramah lingkungan mendorong Ernita Ruth Amalia, mahasiswa Tim II Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro Kota Bekasi, untuk mengadakan Instagram Live yang bernama Ecotalk: Environmentally Friendly Lifestyle.
Ecotalk merupakan diskusi ringan yang membahas gaya hidup ramah lingkungan secara mendalam dan aplikatif bersama organisasi dan platform media sosial lokal dengan cara yang santai dan ringan. Hal ini dilakukan sehingga masyarakat, khususnya di Kota Bekasi, dapat mulai menghidupi dan mengaplikasikan gaya hidup yang baik untuk lingkungan.
Kegiatan Ecotalk: Environmentally Friendly Lifestyle dilaksanakan pada hari Sabtu (01/08) bersama Lulu Fitri Cahyani (koordinator Earth Hour Bekasi), dan Kevin Mulia Christian (co-founder Bujur.co).
Pada talk show tersebut, Kevin menjelaskan bahwa perubahan gaya hidup dimulai dengan cara membangun motivasi dan landasan yang kuat dari diri sendiri.
Selanjutnya, sang co-founder Bujur.co menjelaskan bahwa gaya hidup ramah lingkungan dapat dimulai dari hal yang sederhana. “Salah satu hal sederhana yang kita bisa lakukan adalah menghabiskan makanan.
Dengan melakukan hal itu, kita dapat mengurangi gas metana yang dikeluarkan dari pembusukan sampah organik”, ujar Kevin. Selain itu, Ecotalk juga memberikan tips untuk mengajak orang lain dalam mengubah gaya hidup sehingga dampak yang dihasikan lebih signifikan.
Lulu menjelaskan bahwa gaya hidup ramah lingkungan yang dimulai dari diri sendiri dapat mempengaruhi banyak orang. “Kita bisa pelan-pelan memberi pengertian kepada orang-orang terdekat dengan kita, seperti keluarga dan teman-teman”, ujar koordinator Earth Hour Bekasi. Hasil talk show dapat ditonton kembali lewat IG TV dengan mengklik link di sini
Ecotalk diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya gaya hidup berkelanjutan dan signifikasinya kepada lingkungan sekitar. Selain itu, wawasan masyarakat mengenai gaya hidup berkelanjutan dapat meningkat.
Dengan memberikan contoh mudah gaya hidup yang dapat diaplikasikan di rumah, terjadi perubahan menuju gaya hidup masyarakat Bekasi yang hijau.
Melalui kegiatan ini masyarakat juga diperkenalkan dengan organisasi dan platform media sosial yang bergerak dalam konservasi dan gaya hidup berkelanjutan, sehingga partisipasi masyarakat dalam kegiatan lingkungan diharapkan meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H