Keluarga, pada dasarnya menempati aspek penting dalam diri pemuda. Dalam prosesnya, keluarga memiliki beberapa makna yang menunjang pemuda di dalam hidupnya, Beberapa makna keluarga yakni : Pertama, ialah Makna Edukatif , keluarga dapat bermakna edukatif, yakni keluarga mensosialisasikan norma-norma bagi pemuda dan menjadikan pemuda menjadi pribadi yang lebih baik. Kedua, Makna Psikologis, yakni keluarga mampu menjadi sumber afeksi yang ada di diri pemuda sehingga hal tersebut menjadi peran penting dalam diri pemuda.Â
Ketiga, Makna Sosiologis, keluarga dalam makna sosiologis mengandung arti bahwa terdapat proses interaksi di dalam anggota keluarga. Â Keempat, Makna Ekonomis, keluarga dalam makna ekonomis dapat diartikan bahwa keluarga mampu menjadi sumber ekonomis dalam suatu pemuda. Terakhir, ialah Makna Entertain, keluarga menjadi sosok penghibur di diri pemuda sehingga menciptakan lingkungan keluarga yang lebih harmonis dan bermartabat. Â Kelima makna tersebut seharusnya hadir pada diri seorang pemuda sehingga tidak terciptanya tindak kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda,Â
Selain itu, di dalam keluarga juga seharusnya terdapat hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan dengan masyarakat sehingga mampu menciptakan pemuda yang berkualitas dan bertanggung jawab. Proses bonding di dalam keluarga juga seharusnya tercipta dengan kuat, sehingga menciptakan sutau suasana dimana ketika satu keluarga mengalami masalah, maka masalah tersebut akan berubah menjadi masalah satu keluarga. Sayangnya, mayoritas para pelaku kriminal yang dilakukan oleh remaja tidak memiliki hal tersebut di dalamnya rumahnya, hal ini dikarenakan bonding yang kurang kuat sehingga menciptakan hubungan individualis pada diri masing-masing anggota keluarga.
Keluarga juga seharusnya menjadi tempat suatu individu akan lebih mudah dipahami. Ikatan yang kuat yang telah dijalin oleh suatu keluarga "utuh" akan membuat keluarga menjadi lebih harmonis dan tingkat altruistik menjadi lebih tinggi. Mayoritas perilaku tindakan remaja tidak merasakan adanya keluarga secara utuh sehingga menghasilkan bentuk pribadi pemuda yang angkuh dan rasa penasaran yang tinggi.
Untuk mencegah dan mengurangi adanya tindak kriminalitas yang terjadi pada diri seorang pemuda, beberapa langkah pencegahan yang bersifat langsung dan khusus ialah melalui berbagai cara seperti kerjasama antar polisi dan petinggi sekolah atau universitas tentang bahaya tindakan kriminalitas, melakukan patroli yang dilakukan pada jam-jam rawan tertentu ke sekeliling lingkungan pemuda.
Pembentukan adanya badan keamanan sekolah atau universitas yang dibimbing oleh hal khusus, bimbingan secara intensif kepada orangtua dan remaja, pendekatan-pendekatan khusus kepada remaja yang sudah memberikan tanda-tanda perilaku kriminal juga pengawasan yang ketat kepada tempat-tempat hiburan malam yang sering dikunjungi para pemuda.Â
Beberapa efek pencegahan tersebut dapat dilakukan oleh polisi dan instansi terkait demi terciptanya lingkungan pemuda yang lebih sehat dan jauh dari kriminalitas. Hal ini dikarenakan sejatinya perlu kolaborasi yang tinggi antara pemuda dan lingkungan sekitarnya sehingga mampu menciptakan lingkungan pemuda yang lebih sehat. Semua tindakan tersebut harus didasari oleh pandangan bahwa sebetulnya pemuda ialah korban dari adanya sosialisasi yang buruk dan mampu menjadi pribadi yang lebih baik demi menciptakan perkembangan negara yang berkualitas nantinya.Â
Daftar Pustaka
Januati, Farah, and Marjan Miharja. "Fenomena Kriminalitas Remaja Di Kota Depok." PALAR (Pakuan Law review) 5.2 (2019).
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Jakarta : Rajawali Pers, 2014.Â
Mussen, Â P.H.., Â Conger, Â J.J., Â Kagan, Â J Â & Huston, C.A.(1994). Perkembangan dan Kepribadian Anak. Â (terjemahan). Â Edisi Enam. Jakarta: Arca