Mohon tunggu...
ernies opywilanda
ernies opywilanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nah, Apa Aja Sih Penyebab dan Faktor Perilaku Agresif pada Anak Usia Sekolah?

26 Januari 2024   19:00 Diperbarui: 26 Januari 2024   19:08 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ernies Opy Wilanda, Mutiara Elsyaheda, Ratih Kurnia Septiana, Aisyah Putri 

Pada usia anak sekolah dasar anak mulai bergabung dengan lingkungan yang berada di sekitarnya, berinterkasi dengan teman sebayanya, anggota keluarga dan guru yang berada disekolah. Sering kali seorang anak mempunyai hambatan atau bahkan melakukan perilaku yang kurang baik ketika mereka bergabung dilingkungannya, yang dapat merugikan, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Perilaku tersebut merupakan perilaku negatif yaitu biasanya berupa perilaku kenakalan. Kenakalan pada anak dimaknai sebagai bentuk perilaku yang kurang sesuai dengan norma atau aturan yang berada ditengah Masyarakat. 

Pada masa anak pertengahan atau masa usia sekolah dasar anak lebih sering melakukan perilaku negatif yaitu berupa sebuah perilaku agresif. Perilaku agresif yang dilakukan oleh anak bisa berupa agresif fisik maupun agresif verbal, agresif fisik seperti memukul, mendorong, mencubit, menendang, menggelitiki dan lain halnya, kemudian perilaku agresif verbal seperti menghina, mengancam, mencaci maki, berteriak keras, berbicara kotor dan lain halnya.

Perilaku agresif pada anak tersebut dapat disebabkan oleh empat faktor yaitu gangguan biologis dan penyakit, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh budaya negatif. Faktor-faktor penyebab ini sifatnya kompleks dan tidak mungkin hanya satu faktor saja yang menjadi penyebab timbulnya perilaku agresif.

Keempat faktor penyebab timbulnya perilaku agresif pada anak:

A. Faktor Biologis

          Perilaku dan emosi pada anak dapat dipengaruhi oleh fakor genetik, neurologis, dan faktor biokimia, juga dapat dipengaruhi oleh kombinasi dari ketiga faktor tersebut. Misalnya ketergantungan ibu pada alkohol ketika mengandung, hal tersebut dapat mempengaruhi karakteristik anak setelah lahir, termasuk emosi dan perilakunya. Contoh lain seperti seorang ayah yang kecanduan minum-minuman keras menurut penelitian juga beresiko tinggi menimbulkan perilaku agresif pada anak. Perilaku dapat juga muncul pada anak yang orang tuanya penderita gangguan kejiwaan. Selain itu, penyakit kurang gizi, bahkan cedera otak, dapat, menjadi penyebab timbulnya gangguan emosi atau tingkah laku.

B. Faktor Keluarga

Faktor keluarga yang dapat menyebabkan anak berperilaku agresif dapat diidentifikasikan seperti berikut.

Pola asuh orang tua yang menerapkan disiplin dengan tidak konsisiten.

1. Sikap permisif orang tua, yang biasanya berawal dari sikap orang tua yang merasa tidak dapat efektif untuk menghentikan perilaku menyimpang anaknya, sehingga cenderung membiarkan saja atau tidak mau tahu. Sikap permisif ini membuat perilaku agresif cenderung menetap.

2. Sikap yang keras dan penuh tuntutan, yaitu orang tua yang terbiasa menggunakan gaya instruksi agar anak melakukan atau tidak melakukan sesuatu, jarang memberikan kesempatan pada anak untuk berdiskusi atau berbicara akrab dalam suasana kekeluargaan. Dalam hal ini muncul hukum aksi-reaksi, semakin anak dituntut orang tua, semakin tinggi keinginan anak untuk memberontak dengan perilaku agresif.

3. Gagal memberikan hukuman yang tepat, sehingga hukuman justru menimbulkan sikap permusuhan anak pada orang tua dan meningkatkan sikap perilaku agresif anak.

4. Memberi hadiah pada perilaku agresif 

5. Kurang memonitor dimana anak-anak berada

6. Ibu yang depresif yang mudah marah


C. Faktor Sekolah

Beberapa anak dapat mengalami masalah emosi atau perilaku sebelum mereka mulai masuk sekolah, sedangkan beberapa anak yang lainnya tampak mulai menunjukkan perilaku agresif ketika mulai bersekolah. Faktor sekolah yang berpengaruh antara lain: 

1. Teman sebaya

2. Lingkungan sosial sekolah

3. Para guru

4. Disiplin sekolah.

D. Faktor Budaya

Pengaruh budaya yang negatif mempengaruhi pikiran melalui penayangan kekerasan yang ditampilkan di media, terutama televisi dan film. 

Akibat sering nonton salah satu kartun, dan film robot di beberapa stasiun TV, anak cenderung meniru tokoh tersebut dan selain itu juga meniru perilaku saudara sepupu teman sepermainannya. Terkadang orang tua melarang putra -- putrinya untuk menonton film -- film kartun dan film robot tersebut tentunya dengan memberikan penjelasan, tetapi belum membuahkan hasil yang maksimal. Selain itu, faktor teman sebaya juga merupakan sumber yang paling mempengaruhi anak. Ini merupakan faktor yang paling mungkin terjadi ketika perilaku agresif dilakukan secara berkelompok. Ada teman yang mempengaruhi mereka agar melakukan tindakan-tindakan agresif terhadap anak lain. Biasanya ada ketua kelompok yang dianggap sebagai anak yang jagoan, sehingga perkataan dan kemauanya selalu diikuti oleh temannya yang lain. Faktor-faktor Penyebab Anak Berperilaku Agresif di atas sangat kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Perilaku agresif pada masa anak-anak biasanya cenderung memiliki hubungan yang kurang baik dengan sesama teman dan pembimbing baik guru maupun dengan keluarga karena pelaku cenderung kesulitan mengembangkan kemampuan menjalin hubungan antar individu yang sehat. Pada masa anak sekolah dasar kebanyakan dari waktu anak dihabiskan dengan teman sebaya, sehingga jika kemampuan sosialisasi dari anak kurang baik anak akan sulit memperoleh teman. Perilaku agresif pada anak sekolah dasar jika tidak ditangani dengan baik sejak dini hal ini akan menghambat perkembangan sosialisasi anak pada saat remaja hingga dewasa nanti. Selain itu juga dapat berpengaruh pada masalah akademis di sekolah, ketika anak sibuk dengan perilaku-perilaku negatifnya anak lebih jarang mendengarkan apa yang diperintahkan dan ditugaskan guru dan pembelajaran yang diberikan guru sehingga anak kurang mampu mendapatkan hasil dari pembelajaran. Akibatnya nilai yang diperoleh anak kurang maksimal. Perilaku agresif pada anak bukanlah menjadi permasalahan yang baru yang dihadapi oleh orang tua, perilaku agresif sendiri mampu menghambat perkembangan anak dan jika tidak ditangani dengan tepat akan berpengaruh pada masa depan seorang anak karena anak akan menemui lingkungan yang lebih luas dan beranekaragam, salah satunya anak sulit untuk bersosialisasi terhadap teman sebayanya sehingga anak tidak memiliki teman dan anak nantinya sulit untuk meraih masa depan yang baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun