Mohon tunggu...
ernies opywilanda
ernies opywilanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Yuk! Melatih Kesabaran dalam Bermain Puzzle

17 Juli 2023   18:47 Diperbarui: 17 Juli 2023   19:10 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Dibuat oleh : Novrely Shaqinah Hidayat, Ernies Opy Wilanda, Uchi Ramadhani Safitri, Isma Sela, Ajeng Safitri

Sabar diambil dari kata yang terdiri dari huruf shad, ba' dan ra', yang maknanya berkisar pada tiga hal yaitu menahan, ketinggian sesuatu dan sejenis. Makna menahan dari kata tersebut ialah konsisten, mampu bertahan, karena yang mampu bertahan menahan pandangannya pada satu sikap serta pada ketiga makna tersebut saling keterkaitan apalagi bila pelakunya manusia. Seseorang yang menahan gejolak hatinya dinamai bersabar. Seseorang yang sabar, akan menahan diri dan untuk itu dia memerlukan kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkannya (Faujiah, 2018). 

Sikap sabar bukan hanya harus dimiliki oleh orang dewasa saja, namun anak-anak juga harus memiliki sikap sabar. Peran orangtua pun sangat berpengaruh terhadap sikap seorang anak, dimana sejak dini anak-anak harus ditanamkan dan dididik dengan baik, salah satunya dengan mengajarkan kepada anak dan melatih sikap sabar. Metode dalam mengajarkan serta melatih sikap sabar pada anak dapat dilakukan dengan berbagai permainan, salah satu permainan yang dapat melatih sifat sabar seorang anak adalah dengan permainan puzzle.

Puzzle dapat diartikan sebagai permaianan dengan merangkai potongan- potongan gambar yang berantakan menjadi suatu gambar atau bentuk yang utuh (Srianis, 2014). Pada permainan puzzle anak-anak ditantang untuk mencari solusi  dan  menyelesaikan teka-teki yang kompleks. 

Proses ini membutuhkan waktu, kesabaran dan ketekunan. Permainan ini pun menjadi pilihan yang tepat untuk mengajarkan, serta melatih anak-anak dalam bersifat sabar. Permainan puzzle ini juga dapat digunakan mulai dari anak usia 2-8 tahun, yang membedakan di masing-masing usia hanyalah tingkat kerumitan puzzle. Misalnya pada usia 2-3 tahun, potongan puzzle tidak lebih dari 4 keping, usia 3-4 tahun potongan puzzle tidak lebih dari 5 keping, usia 4-5 tahun tidak lebih dari 6 keping dan usia 5-6 tahun tidak lebih dari 10 keping.

Bentuk kepingan puzzle umumnya dibuat secara tidak simetris. Modal utama dalam bermain puzzle terutama untuk anak-anak adalah kesabaran dan ketekunan. Puzzle dibuat dari potongan kayu atau karton. Dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun mental anak juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu. Bermain puzzle memiliki beberapa manfaat diantaranya, melatih kesabaran anak, dapat menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan kecerdasan intelektual anak, mengasah otak, melatih nalar, meningkatkan kreativitas, melatih ketekunan dan meningkatkan kepercayaan diri anak. 

Adapun jenis-jenis puzzle yang dapat dimainkan. pertama puzzle hewan, merupakan bentuk alat permainan edukatif yang paling banyak digunakan dan dijumpai di lembaga PAUD maupun TK dan kebanyakan anak-anak juga menyukainya. Kedua puzzle bentuk, merupakan alat permainan yang terbuat dari papan triplek yang halus permukaannya. Permainan ini dimaksudkan untuk mengenal berbagai bentuk geometri kepada anak dan yang terakhir puzzle buah, secara umum puzzle ini sama dengan puzzle-puzzle yang lain, hanya saja puzzle ini semuanya berbentuk buah-buah.

Mahasiswa Psikologi Islam Umri sudah mengajak anak-anak komplek perumahan Beringin Setia Jaya pada Selasa, 4 Mei 2023. Kegiatan ini dilakukan di salah satu rumah warga koplek perumahan Beringin Setia Jaya. Mahasiswa program Studi Psikologi Islam Universitas Muhammadiyah Riau memberikan sebuah puzzle kepada anak-anak tersebut untuk dimainkan. Permainan puzzle ini dimainkan dengan cara menyusun gambar. Sebelum dimainkan, gambar diacak terlebih dahulu selanjutnya gambar disusun dengan menghubungkan kepingan sehingga susunannya menjadi gambar yang utuh. 

Akhir kegiatan diberikan kesempatan kepada anak-anak yang ikut, untuk menjelaskan apa yang mereka rasakan saat bermain puzzle. Rata-rata anak-anak mengatakan bahwa saat bermain puzzle mereka membutuhkan konsentrasi dan kesabaran yang cukup saat menyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut.

Demikian cara melatih kesabaran pada anak melalui permainan puzzel semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.

Referensi :

Faujiah, N. W. (2018). Melatih sikap sabar kepada anak usia dini melalui kegiatan menggunting. Jurnal pendidikan : Early Childhood, 1-7.

Srianis, K. (2014). Penerapan metode bermain puzzel geometri untuk meningkatkan perkembangan koknitif anak dalam mengenal bentuk. Jurnal pendidikan anak usia dini undiksha.

Subandi. (2015). Sabar : Sebuah konsep psikologi. Jurnal Psikologi, 215-227.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun