Mohon tunggu...
Erni Rusmiyanti
Erni Rusmiyanti Mohon Tunggu... Guru - GURU PAUD

Seorang ibu dan istri biasa yang selalu berusaha memberikan kontribusi baik di lingkungannya dan diberi amanah menjadi pendidik Taman Kanak-kanak di sebuah desa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Keaksaraan Anak Usia 5-6 Tahun melalui Pemanfaatan Media Loose Part di TK Dharma Wanita Randuharjo

5 November 2022   09:44 Diperbarui: 5 November 2022   09:49 2361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak usia dini adalah anak yang memiliki rentan usia 0-6 tahun. Masa ini dibilang masa emas yaitu masa dimana perkembangan anak secara  intelektual atau berpikir anak terjadi sangat pesat. Dalam masa ini segala potensi kemampuan anak dapat dikembangkan secara optimal, tentunya dengan bantuan orang-orang yang berada di lingkungan anak anak tersebut. Untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik perlu ada upaya pendidikan yang baik untuk anak anak.

Taman Kanak-kanak  merupakan salah satu bentuk pendidikan formal untuk Anak Usia Dini. Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undangundang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3, yang menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak , Raudatul Athfal  atau bentuk lain yang sederajat.

Salah satu kompetensi yang perlu dikembangkan pada anak supaya memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya adalah mengenalkan keaksaraan awal. Keaksaraan awal penting untuk dapat menumbuhkan kecintaan membaca sejak dini, dengan cara memberikan mereka bekal  keterampilan mengenal huruf, sebagaimana yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa anak usia 5-6 tahun diharapkan sudah mampu menyebutkan simbol huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda yang ada di sekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang mempunyai bunyi/huruf awalan yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, membaca nama sendiri, menuliskan nama sendiri, dan memahami arti kata dalam cerita. Oleh karena itu, mengenalkan keaksaraan awal pada anak usia 5-6 tahun merupakan hal yang penting untuk dapat mendorong perkembangan anak sehingga mempunyai kesiapan untuk menempuh jenjang pendidikan selanjutnya.

Dari pemaparan di atas untuk meningkatkan kemampuan keaksaraan awal anak usia 5-6 tahun, guru menggunakan media loose part. Menurut  Arsyad  (2011:3)  media  adalah manusia, materi, atau  kejadian  yang  membangun  kondisi  yang  membuat  siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kata loose   part diartikan   benda-benda   terlepas   yang   dapat   dipindahkan, dimanipulasi,  dan  cara  menggunakannnya  ditentukan  oleh  anak. Loose part merupakan teori yang dikembangkan oleh Simon Nicholson pada tahun 1971. Prakteknya teori ini menggunakan bahan untuk memberdayakan imajinasi kreatif. Untuk melaksanaan teori ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua penggunanya. Pertama, Teori ini mengedepankan perkembangan kreativitas anak. Sebagai akibatnya sebisa mungkin anak-anak tidak dibatasi aturan yang dapat menghambat kreativitas anak.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Sesuai dengan pengertian loose parts, maka tujuan menggunakan loose parts sebagai media belajar saat belajar dari rumah adalah : a. Anak lebih kreatif. b. Anak memanfaatkan benda-benda di sekeliling mereka. c. Anak dapat memanfaatkan barang-barang bekas yang dapat didaur ulang dan dijadikan bahan untuk bermain menjadi barang yang berguna. d. Anak dapat menghargai bahan-bahan atau benda-benda di sekeliling mereka. e. Anak dapat mengembangkan sikap ekonomis anak.

Jenis Loose Parts Jenis loose parts dapat dikelompokan kepada tujuh jenis yaitu: a. Bahan alam (batu, tanah, pasir, air, ranting, daun, buah, biji, bunga, kerang, bulu, potongan kayu. b. Plastik (sedotan, botol plastic, tutup botol, pipa pralon, selang, ember, corong). c. Logam (kaleng, uang koin, mur, baut, perkakas dapur, sendok, garpu alumunium, plat mobil, kunci). d. Kayu dan Bambu (seruling, tongkat, balok, kepingan pazel) e. Benang dan kain (kapas, kain perca, tali, pita, karet). f. Kaca dan keramik (botol kaca, gelas kaca, cermin, manikmanik, kelereng). g. Bekas kemasan (Kardus, gulungan tissue, gulungan benang, bungkus makanan, karton, wadah telor dan lain-lain.

Penggunaan media loose part dalam meningkatkan kemampuan keaksaraan anak yaitu:

  • Fasilitator/ guru menyediakan bahan -- bahan loose part yang akan di gunakan anak.
  • Fasilitator/ guru melakukan kegiatan apersepsi penggunaan media loose part.
  • Anak anak melakukan kegiatan pembelajaran keaksaraan sesuai yang di intruksikan fasilitator/guru.
  • Kegiatan penggunaan loose part bisa dilakukan secara kelompok.

Penggunaan media loose part dalam pembelajaran  kemampuan keaksaraan anak efektif dilakukan, karena media yang menarik sehingga menumbuhkan minat anak dalam belajar keaksaraan.

Daftar Pustaka:                                                      

Permendikbud RI Nomor 137 tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Susiati, S., Rachmiati, M., Mulyana, A., Haryono, H., & Ramdani, A. (2020). Model pengenalan keaksaraan pada anak usia 5-6 tahun melalui pemanfaatan loose parts saat belajar dari rumah.

Sujiono, Y.N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. PT. Indeks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun