Mohon tunggu...
Erdya InekaS
Erdya InekaS Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sarjana

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh gelar sarjana Ilmu Hubungan Internasional. Memiliki minat dalam mempelajari sejarah dunia, mengkaji sejarah, dan menganalisis isu-isu Internasional saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Stabilitas Ekonomi Global Terhadap Perang Rusia Ukraina

30 Maret 2024   10:05 Diperbarui: 30 Maret 2024   10:17 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun beberapa negara lebih bergantung pada Rusia dibandingkan negara lain. Negara-negara Eropa menderita kerugian terbesar. Negara-negara Eropa Timur termasuk yang paling terkena dampak melalui hubungan perdagangan, sedangkan negara-negara Eropa Barat paling terkena dampak melalui hubungan kepemilikan. Sebaliknya, negara-negara yang kurang memiliki hubungan dekat dengan Rusia, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, tidak terlalu menderita. Hal ini menunjukkan bahwa Eropa akan merasakan dampak finansial internasional jangka panjang dari perang tersebut.

Ritme Pertumbuhan Perekonomian Menurun Seiring Lamanya Peperangan

Dampak ekonomi dari perang di Ukraina mungkin tidak separah penderitaan dan kematian di zona perang. Namun, hal ini terbukti sangat besar -- terutama bagi Ukraina dan Rusia. Dampaknya sendiri menyebabkan kerugian lebih lanjut dengan mendorong kerawanan pangan dan kemiskinan ke tingkat yang ekstrem. Semakin lama perang berlangsung, semakin dalam pula krisis ekonomi yang terjadi.

Mengulas Alasan Dibalik Invasi Rusia ke Ukraina

 

Sejak Rusia berani mencaplok Crimea pada tahun 2014 silam, urgensi Ukraina untuk bergabung dengan The North Atlantic Treaty Organization (NATO) semakin meningkat. Peningkatan tersebut semakin jelas ketika Ukraina mengadopsi amandemen konstitusi yang berkomitmen menjadi anggota NATO pada tahun 2017. Kemudian tahun 2021 Ukraina mengadopsi Strategi Keamanan Nasional yang bertujuan untuk mengembangkan kemitraan NATO-nya pada 2021. "Proses aplikasi NATO telah berlarut-larut untuk waktu yang sangat lama," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada September 2021.

Ketika Rusia mengetahui niat Ukraina yang semakin menguat untuk bergabung dengan NATO membuat Rusia terusik. Pasalnya Rusia menganggap rencana NATO untuk mengajak Ukraina bergabung mengganggu stabilitas keamanan Rusia. Hal tersebut disebabkan lokasi Ukraina yang strategis bersebelahan dengan Rusia. Ditambah NATO bagian dari kekuatan Barat. Apabila Ukraina berhasil bergabung dengan NATO akan adanya kemungkinan penempatan pangkalan militer NATO di Ukraina. Lebih buruknya misil rudal nuklir yang dimiliki oleh NATO dapat ditempatkan di Ukraina. Hal inilah yang justru mengusik keamanan kedaulatan Rusia.

Operasi demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina menjadi respon keinginan Ukraina bergabung dengan NATO. Pada kuartal keempat tahun 2022 Rusia melancarkan serangan untuk menduduki wilayah-wilayah Ukraina. Pencaplokan inilah termasuk ke dalam langkah realisme dalam hubungan internasional. Perbuatan Rusia tidak sepenuhnya salah apabila kita mengambil perspektif realisme dan sudut pandang Rusia.

Realisme sendiri memandang politik dunia sebagai kompetisi abadi di antara negara-negara yang mementingkan diri sendiri. Bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dan posisi dalam sistem global yang anarkis tanpa otoritas terpusat. Dimana bertumpu pada kekuatan militer dan aliansi secara strategis untuk meningkatkan pengaruh global sambil menjaga keseimbangan kekuatan. Realisme menegaskan bahwa dinamika arena internasional berkisar pada negara-negara yang secara aktif memajukan kepentingan nasional dan memprioritaskan keamanan. Menurut Machiavelli keberhasilan dan kekuasaan adalah yang terpenting, dan kadang-kadang tindakan yang tampak tidak bermoral dapat diterima jika itu menguntungkan kepentingan nasional. Machiavelli juga menekankan pentingnya kekuatan dan keberanian dalam mempertahankan kepentingan nasional suatu negara. Baginya, negara harus menjadi kuat dan tegas dalam melindungi dirinya sendiri dari ancaman luar dan menjaga stabilitas internal.

Dibalik dampak kerusakan yang ditimbulkan baik secara ekonomi, sosial dan lainnya konflik Rusia-Ukraina tidak dapat dipandang satu sisi saja. Konflik berdarah ini juga semata-mata sebagai langkah Rusia untuk menjaga keamanan kedaulatan negaranya dari NATO. Dimana resolusi politik sudah tidak memumpuni meredam konflik yang terjadi. Maka perang menjadi solusi terakhir untuk memperoleh kedamaian.

Dengan demikian, kestabilan dunia menjadi faktor penting kemakmuran dan kesejahteraan warga negara. Oleh karenanya, stabilitas politik dan moneter menjadi tanggung jawab bersama. Langkah Rusia tidak dapat dipandang hanya dalam satu sisi saja. Seolah-olah Rusia menginvasi tersebut didasarkan atas keinginan tanpa adanya pertimbangan belaka. Masalah tersebut menyangkut kedaulatan keamanan negara. Apabila terdapat ancaman yang mengancam jelas kedaulatan keamanan negara, tentu sebagai negara sudah sewajarnya bertindak tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun