Mohon tunggu...
Erdya InekaS
Erdya InekaS Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sarjana

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh gelar sarjana Ilmu Hubungan Internasional. Memiliki minat dalam mempelajari sejarah dunia, mengkaji sejarah, dan menganalisis isu-isu Internasional saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bitcoin Menjadi Mata Uang pada Tiga Negara Amerika Latin

21 Maret 2024   19:00 Diperbarui: 21 Maret 2024   19:01 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini gelombang perubahan ekonomi internasional berada pada generas ke lima yang disebut sebagai era informasi. Generasi pertama terjadi pada tahun 1785 hingga 1845 sebagai era revolusi industri. Generasi kedua terjadi pada tahun 1845 hingga 1900 sebagai era The Bourgeois Kondratieff. Generasi ketiga pada tahun 1900 hingga 1950 sebagai era The New Mercantilist Kondratieff. Generasi keempat pada tahun 1950 hingga 1990 sebagai era The Cold Kondratieff. Pada tahun 1990 hingga 2020 menjadi generasi lima dimana informasi, komunikasi, teknologi, dan bioteknologi menjadi aliran ekonomi internasional (Taufik, 2005). Salah satu produk pada era ini adalah Cryptocurrency seperti Bitcoin (BTC).

Bitcoin menjadi salah satu mata uang digital yang sedang populer saat ini. Dimana mata uang digital ini bertujuan untuk menghilangkan kebutuhan otoritas pusat seperti bank atau pemerintah. Sebaliknya, Bitcoin menggunakan teknologi blockchain untuk mendukung transaksi peer-to-peer antar pengguna di jaringan terdesentralisasi.

Adapun beberapa alasan mengapa orang berinvestasi pada Bitcoin, salah satunya untuk melindungi aset mereka dari inflasi. Bitcoin menjadi sebuah penyimpan nilai yang mirip dengan emas karena langka dan sulit untuk diproduksi. Namun, Bitcoin sendiri sebenarnya lebih baik dari emas. Tidak seperti emas, Bitcoin dapat ditransaksikan secara global 24/7 dan hampir tidak terdapat biaya untuk memindahkannya. Hal tersebut disebabkan karena adanya kelangkaan, keamanan, likuiditas yang tinggi, dan ketersediaannya secara global. Orang-orang percaya bahwa harga dari Bitcoin akan naik seiring waktu dan dapat menjadi mata uang alternatif di masa mendatang.

Namun, kepopuleran akan investasi terhadap Bitcoin masih belum bisa menjadi alat transaksi resmi pada negara. Setidaknya di Negara Indonesia belum bisa meresmikan mata uang digital tersebut. Adapun beberapa faktor yang mendasari Bitcoin masih belum bisa menjadi alat transaksi resmi antara lain dikutip oleh Bank Indonesia. Pertama, karena terdapat simbol kedaulatan negara yang harus dijaga. Karena itu, rupiah ditetapkan sebagai mata uang legal satu-satunya di RI. Kedua, ada nilai yang harus dijaga dalam mata uang karena menyangkut kesejahteraan masyarakat suatu negara. Tugas ini merupakan amanat yang dipegang oleh bank sentral atau BI. Sedangkan, aset kripto tidak diregulasi atau memiliki otoritas terpusat di satu pihak. Nilai aset kripto murni ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu permintaan pasar. "Berlakunya dia (mata uang) sebagai alat pembayaran sah diputuskan oleh pembentuk UU yaitu pemerintah dan wakil rakyat," imbuhnya.

Akan tetapi, terdapat tiga negara yang tercatat telah meresmikan Bitcoin sebagai mata uang resmi secara hukum bagi mereka. Ketiga negara tersebut antara lain El Salvador, Paraguay, dan Panama. Ketiga negara tersebut secara resmi mengakui nilai mata uang Bitcoin untuk menjadi mata uang resmi.

Bitcoin Menjadi Mata Uang di Tiga Negara Amerika Latin

 

El Salvador

Negara ini disebut sebagai Sang Pelopor Adopsi Bitcoin di Amerika Selatan, karena negara pertama dalam mengadopsi Bitcoin. Masyarakat El Salvador telah mulai memanfaatkan Bitcoin sebagai alat penyimpanan dan pembayaran. Gerakan ini telah diprakarsai oleh Jack Mallers, pencipta aplikasi Zap dan Strike Bitcoin. Dia juga telah membantu menyusun rancangan undang-undang untuk membuat Bitcoin legal di negara tersebut. Transisi ke alat pembayaran yang sah dapat menghilangkan capital gain dan memungkinkan orang untuk memindahkan dan mengonversi Bitcoin tanpa mengkhawatirkan pajak yang akan ditimbulkan.

"Saat ini, El Salvador akan menjadi negara Bitcoin pertama dan negara pertama yang melegalkan Bitcoin, El Salvador juga memperlakukannya sebagai mata uang dunia dan memiliki cadangan Bitcoin," kata Mallers pada konferensi Bitcoin 2021 di Miami.

Hal ini membuat para politisi dan pemimpin di berbagai negara Amerika Selatan juga menyerukan tindakan yang sama, di mana para pemimpin mengambil tindakan tersebut untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.Selain itu, tujuan para pemimpin melegalkan Bitcoin juga untuk memperlambat inflasi, meningkatkan inklusi keuangan, dan menghasilkan lebih banyak uang untuk kas negara.

Paraguay

Paraguay menjadi pelopor kedua yang mengakui Bitcoin sebagai mata uang resminyar. Anggota Kongres Carlitos Rejala berkomentar di Twitter pada hari Senin, 14 Juni 2021, bahwa para pemimpin Paraguay sekarang menyerukan agar negara tersebut maju bersama dengan generasi barunya. Cuitan Carlitos Rajala bahkan menambahkan foto baru dengan mata laser dan tagar #btc (Bitcoin) bergambar roket dan tagar #paypal.

Rajala berencana untuk mengajukan RUU untuk menarik perusahaan pertambangan internasional dan bisnis kripto lainnya pada bulan Juli.

"Proyek ini memungkinkan perusahaan kripto, baik perusahaan pertambangan, perusahaan trading atau perusahaan lainnya, akan membiayai biaya operasional mereka menggunakan mata uang kripto dan mendapatkan dividen di luar negeri dan memanfaatkan keuntungan mereka di bank lokal," kata Rejala kepada CoinDesk.

Proyek ini bertujuan untuk memposisikan Paraguay sebagai salah satu pusat kripto di Amerika Selatan dan menjadi model bagi negara-negara lain di wilayah tersebut. Jika RUU ini lolos, Paraguay akan menjadi negara kedua di Amerika Selatan yang mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran. Hal ini juga sesuai dengan tujuan lama para pemimpin bisnis lokal dan penambang yang telah dipaksa untuk pindah, karena harga energi Paraguay sangat murah sejak 2018.

Menurut Rejala, salah satu kondisi yang paling menarik untuk pertambangan, baik individu maupun perusahaan, adalah biaya listrik Paraguay yang sangat rendah, yaitu sekitar US$ 0,05 per kilowatt-jam (kwh), yang merupakan yang terendah di kawasan ini. Hampir 100% produksi berasal dari sumber tenaga air. "Ini adalah energi terbarukan, tidak berpolusi dan itu sangat penting untuk Bitcoin dan penambang kripto lainnya," kata Rejala, menurut CoinDesk. "Paraguay adalah negara yang tidak menetapkan aturan yang membatasi aliran modal asing dan pembayaran dividen ke luar negeri," tambahnya.

Paraguay tidak menggunakan semua energi yang dihasilkannya. Di pembangkit listrik tenaga air Itatia, yang dimiliki bersama dengan Brasil, Paraguay hanya menggunakan 26% dari 6.067 megawatt. Menurut Juanjo Benitez Rickmann, CEO perusahaan penambangan kripto lokal Bitcoin.com.py, itulah salah satu alasan mengapa Paraguay menjadi tujuan para penambang dan pedagang kripto.

"Kami memiliki banyak energi yang kami jual ke Argentina dan Brasil, bahkan hampir gratis karena kami hanya dapat menjual ke tetangga kami," kata Benitez Rickmann, dikutip dari CoinDesk.

Panama

Menjadi salah satu negara yang dianggap oleh banyak orang sebagai 'surga pajak' kini juga mulai mengadopsi kripto, terutama Bitcoin. Sebagai alat pembayaran yang sah, mengikuti jejak El Salvador dan Paraguay yang telah lebih dulu mengakui Bitcoin.

Seorang politisi dari Panama membagikan komentar serupa di Twitter, setelah mendengar pergerakan di El Salvador dan Paraguay. Anggota Kongres Gabriel Silva mengatakan bahwa Panama akan segera mengakui kripto sebagai salah satu alat pembayaran.

"Ini penting dan kita tidak boleh ketinggalan. Jika Panama ingin menjadi pusat teknologi dan pusat kewirausahaan, maka kita harus mendukung mata uang kripto. Kami akan menyiapkan proposal untuk dipresentasikan di Majelis. Jika Anda tertarik untuk membangunnya, Anda dapat menghubungi saya," kata Silva di Twitter.

Balboa, mata uang Panama juga beredar bersama dolar. Balboa telah terikat pada greenback, sehingga alat pembayaran Panama saat ini sangat bergantung pada naik turunnya dolar AS. Mengenai insentif pajak, Silva mengatakan bahwa negara ini sudah memiliki skema untuk menarik perusahaan kripto melalui mekanisme seperti izin operasi dan pembebasan pajak. Panama telah lama dianggap sebagai 'surga pajak'. Dalam daftar yurisdiksi non-kooperatif terbaru yang diterbitkan pada tahun 2021, Uni Eropa mencantumkan Panama sebagai 'surga pajak' bersama dengan Kepulauan Virgin dan Seychelles.

Dengan demikian, Bitcoin menjadi mata uang baru yang secara hukum diresmikan oleh ketiga negara tersebut. Ketiga negara yang juga akan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Menerapkan Bitcoin sebagai salah satu alat pembayaran yang sah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun