Selain itu, di Al-Ittifaq, saya juga terlibat dalam aktivitas yang menunjukkan keunikan mereka, yaitu perpaduan antara teori dan praktik dalam pendidikan.Â
Saya diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan seperti menanam kubis, memanen stroberi, membersihkan kandang sapi, dan memberi makan kambing.Â
Aktivitas ini menunjukkan betapa kuatnya prinsip gotong royong dan kemandirian yang ditanamkan di pesantren, yang secara tidak langsung mengajarkan nilai-nilai toleransi melalui kerja sama lintas perbedaan.
Selama tiga hari di sana, saya berkesempatan untuk berbagi ilmu dalam bidang Matematika dan Sejarah dalam sesi belajar bersama.
Saya juga dapat berbincang dengan para santri dan santriwati tentang perkuliahan dan impian masa depan dalam sesi diskusi.
Interaksi ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan serta membangun pemahaman bahwa para santri dan santriwati memiliki kesamaan dengan saya.Â
Mereka juga merasakan kebingungan tentang masa depan, dan dengan terbuka berbagi pengalaman serta harapan mereka dengan saya.
Saya merasa disambut dengan hangat, diterima, dan dihargai meskipun latar belakang agama kami berbeda.
Ketika kami melakukan hiking bersama ke Curug Padjadjaran selama satu setengah jam, kekompakan dan semangat kebersamaan saya dengan para santri menjadi pengalaman yang sangat berkesan.Â
Saya hampir terpeleset dan jatuh dua kali, tetapi para santri dengan sigap membantu saya untuk berdiri kembali.