Dalam menghadapi tantangan polusi, Kolese Kanisius mengadakan serangkaian acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para Kanisian terhadap isu-isu lingkungan. Salah satu pengalaman yang sangat mencerahkan saya adalah Compassion Week di kelas 7. Saya masih ingat dengan jelas pagi itu ketika kami berkumpul di Taman Menteng, menaiki truk sampah, dan berpartisipasi langsung dalam kegiatan pembersihan di saluran air yang dipenuhi sampah.
Pada saat itu, saya dan beberapa teman sekelas merasa tergerak untuk berkompetisi, berusaha mencari siapa yang dapat mengumpulkan sampah terbanyak. Selama proses pembersihan, saya menemukan berbagai jenis sampah, mulai dari bungkus plastik makanan, sisa cairan susu, hingga rongsokan sepeda yang terabaikan. Di sela-sela kegiatan, kami juga berkesempatan berbincang dengan warga setempat, yang memberikan kami perspektif baru mengenai masalah ini.
Melihat ekspresi prihatin di wajah mereka, saya merasakan kesedihan yang mendalam. Ternyata, mereka merasa kasihan dan kurang peduli melihat kami yang terpaksa membersihkan sampah yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab kami.
Saat kami tiba di ujung saluran, kantong plastik hitam yang kami bawa telah penuh sesak dengan sampah, dan sepatu boots kami juga terendam dalam air kotor. Pengalaman ini menyadarkan saya bahwa sikap boros masyarakat tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga membebani kerja para petugas kebersihan "pasukan oranye" yang semakin sulit menjaga kebersihan lingkungan Jakarta.
Dari pengalaman bencana banjir, kita sebagai masyarakat Jakarta perlu memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menghadapi masalah polusi air. Misalnya, tindakan sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang limbah cair ke saluran air, atau berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan sungai dapat membantu mengurangi jumlah polutan yang mencemari sumber air.
Langkah-langkah ini, walaupun tampak sepele, dapat mencegah tersumbatnya aliran air yang menjadi salah satu penyebab utama banjir. Lebih dari itu, pemerintah dan berbagai lembaga terkait dapat memfasilitasi program-program yang mendorong masyarakat untuk lebih aktif menjaga lingkungan, seperti kampanye kebersihan, penyuluhan tentang pengelolaan limbah, dan pemberian sanksi tegas bagi pelanggar aturan kebersihan.
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembersihan sungai atau kerja bakti lingkungan secara rutin juga dapat menjadi bentuk tanggung jawab bersama. Kegiatan semacam ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap kualitas air dan keindahan kota, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan bersih.
Setiap tindakan, sekecil apa pun, dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberlangsungan hidup lingkungan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H