Meskipun isu-isu di atas belum tentu kebenaran dan kesahihannya tetap saja sudah banyak diketahui public dan sedikit banyak menggoyang elektabilitas Kurdi di mata Rano Karno. Jika benar isu terakhir bahwa Kurdi akan dilengserkan sebagai Sekda, maka Rano berhasil masuk perangkap Kaum Sengkuni.
Sejatinya, perangkap ini bukan hanya berkat kerja keras Kaum Sengkuni. Beberapa di antaranya diletupkan berkat tindak-tanduk Kurdi yang justrui kurang hati-hati. Seharusnya sebagai Sekda, Kurdi duduk manis saja membantu kerja Rano sebagai pimpinan daerah. Apalagi, Rano sangat berjasa besar terhadap karir puncaknya sebagai sekda. Tidak perlu Kurdi ke sana ke mari mencari dukungan tokoh-tokoh Banten. Biarlah itu jadi domain Rano. Kurdi lebih intensif ke urusan dalam dan melancarkan program.
Nasi sudah jadi bubur. Kapasitas penulis dalam hal ini bukan untuk menggurui Rano agar memecat Kurdi atau mempertahankannya. Biarlah itu jadi domain prerogative seorang Gubernur Banten. Tapi, tak ada salahnya jika sebagai warga Banten mengingatkan sang pemimpinnya agar berhati-hati dengan perangkap Kaum Sengkuni yang berniat mengembalikan Banten ke masa-masa suram.
Rano harus berani mengambil jarak bahkan memutuskan hubungan dengan Kaum Sengkuni. Tak perlu khawatir ditinggalkan mereka. Masih banyak tokoh-tokoh Banten dan para pemikir lainnya, yang baik hati, untuk diajak berdiskusi dan berpegangan tangan untuk membangun Banten.
Terakhir, hati-hati memilih calon pengganti Kurdi Matin sebagai Sekda (jika jadi dipecat). Bukan tidak mungkin salah satu calon yang digadang-gadang adalah kandidat yang disiapkan Kaum Sengkuni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H