Kalau sudah begini, diskusinya jadi panjang dan terkesan tak berujung. Dapat dipastikan pemberitaan tidak mampu membantu memecahkan persoalan bangsa malah terkesan memperkeruh.Â
Â
Tulisan ini bukan untuk memihak TNI AU atau menyalahkan teman-teman pers. Bukan. Saya juga menjunjung tinggi kebebasan pers. Tapi alangkah lebih baiknya jika teman-teman pers "menembak" dari sisi lain. Ayo kita persoalkan, kenapa pesawat uzur masih digunakan? Kenapa TNI mau saja menerima hibah murah pesawat bekas dari negara lain? Kenapa pemerintah belum sepenuhnya berniat memperbarui alutsista milik TNI AU?
Â
Sebagai bumbunya, teman-teman pers juga boleh bertanya, kalau memang harus dipungut, kemana larinya ongkos yang dibayarkan para penumpang sipil? Apakah ada yang tercecer ke kantong yang tidak berhak? Alangkah baiknya jika hasilnya ditabung dan dijadikan uang muka beli pesawat baru.
Â
Dengan kedewasaan menulis dan membaca, mudah-mudahan semua pihak bisa saling membantu mencari jalan keluar agar burung-burung besi TNI AU tak lagi mogok di udara dan merengut nyawa anak-anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H