Mohon tunggu...
Ernes
Ernes Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik

Menulis adalah pekerjaan mulia Jadilah pemulung kebaikan Tebarkan kebaikan kapan saja dan dimana saja Blog Science

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Alasan Mengapa Gotong Royong Zaman Dulu Sangat Kuat

29 November 2022   15:15 Diperbarui: 29 November 2022   15:31 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Julukan raja buah sudah melekat pada buah durian. Julukan the have's  melekat pada sultan atau bisa dikaitkan dengan kaya orang kaya atau orang yang beruang. Atau orang yang bisa memiliki apa yang diinginkannya tanpa harus mencari uang terlebih dahulu.

Dengan uang yang dimiliki mereka tidak butuh orang lain. Dan dengan uang juga mereka bisa membeli segalanya.

Karena kemampuannya kelompok ini kadang -kadang bersikap sombong dan angkuh,bahkan terkadang kelihatan tidak perlu hidup bermasyarakat. Tetapi banyak juga yang mendermakan hartanya untuk kepentingan umum dan membantu orang yang susah.

Kehidupan bergotong royong adalah ciri khas kehidupan bangsa Indonesia dari zaman dahulu.

Alasan gotong royong menjadi kuat pada zaman dulu :

1.Memiliki keterbatasan

Sesama tetangga saling tolong menolong karena memiliki keterbatasan.

Penulis pernah merasakan bagaimana kekurangan akan memupuk rasa kekeluargaan.

Misalnya pada waktu sebelum lebaran biasanya kami membuat kue keroyokan atau ramai-ramai. Mengapa demikian?

Karena pada waktu itu kami saling melengkapi, misalkan bu Ana hanya punya kompor ,sementara Bu Aisyah hanya punya cetakan. Sementara penulis waktu itu hanya punya mixer jadul.

Dengan kerjasama yang baik akhirnya masalah yang kami hadapi bisa diatasi.

Dan masing-masing memiliki kue yang diinginkan

Dok.esmarfood2022
Dok.esmarfood2022

2.Kekurangan biaya

Pada zaman dulu jika ada tetangga yang akan kenduri,semua dikerjakan bersama-sama.

Mulai dari persiapan memasak,mengukur kelapa,masing-masing membawa kukuran dari rumah. Alat pembuat santan belum ada,sehingga dikerjakan secara manual oleh beberapa orang.

Hal ini sangat menarik bagaimana kerjasama pada zaman 70-an walau hanya sebagian yang bisa diabadikan karena waktu itu belum ada HP atau Android sehingga tidak bisa kita lihat bukti fisiknya.

Sebenarnya bukan hanya untuk kenduri saja dilakukan dengan bergotong royong, untuk kegiatan sosial lainnya juga dilakukan secara bergotong royong.

3. Masih kuatnya ikatan kekerabatan

Kekerabatan di Minangkabau disebut juga kaum. Kaum adalah kerabat dari pihak ibu karena minangkabau menganut paham matrilinial atau garis keturunan ibu.

Hampir disetiap daerah ikatan kekerabatan atau kaum sangat kuat. Tapi hal ini mulai berkurang karena banyak faktor. Diantaranya perkembangan alat komunikasi atau karena sudah bercampur dengan pendatang dalam satu daerah.

4.Menjunjung tinggi rasa kebersamaan

Ikatan bathin tidak hanya meningkatkan kerjasama tapi lebih dari itu juga melahirkan rasa kebersamaan tanpa membedakan asal atau keturunan.

Kebersamaan akan melahirkan rasa persaudaraan dan akan mudah menciptakan kegotong royongan.

Dokpri
Dokpri

Itulah sebagian yang menjadi dasar falsafah gotong royong dalam masyarakat Indonesia.

Payakumbuh,29 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun