Mohon tunggu...
Ernawati Erna
Ernawati Erna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi berbelanja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu-isu Emosional di Sekolah Dasar Seperti Bullying Masalah Disiplin atau Interaksi Sosial di Kelas

22 Januari 2025   07:16 Diperbarui: 22 Januari 2025   09:22 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Isu-isu sosial emosional di sekolah dasar sangat penting untuk diperhatikan karena berkaitan dengan perkembangan karakter, hubungan antar siswa, serta pembentukan lingkungan belajar yang sehat dan produktif. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah bullying, yang bisa berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan psikologis anak. Selain itu, masalah disiplin dan interaksi sosial juga berperan besar dalam menciptakan iklim sosial yang kondusif di kelas. Mari kita bahas masing-masing isu ini secara lebih mendalam.

1. Bullying di Sekolah Dasar
Bullying merujuk pada tindakan intimidasi yang dilakukan oleh satu atau lebih individu terhadap korban yang tidak mampu membela diri. Di sekolah dasar, bullying bisa terjadi dalam berbagai bentuk, baik secara fisik (misalnya, memukul atau mendorong), verbal (misalnya, menghina atau mengejek), maupun sosial (misalnya, mengucilkan atau menyebarkan gosip).

Bullying dapat berdampak sangat buruk bagi perkembangan emosional anak. Anak yang menjadi korban bullying sering mengalami perasaan cemas, depresi, bahkan memiliki rasa rendah diri yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk belajar dan berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka juga berisiko mengalami gangguan kesehatan mental dalam jangka panjang, seperti kecemasan sosial dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Di sisi lain, pelaku bullying juga perlu diperhatikan. Mereka mungkin mengekspresikan masalah pribadi atau kesulitan dalam mengelola emosi mereka, seperti rasa marah atau kebencian terhadap orang lain. Oleh karena itu, penting bagi pihak sekolah untuk menyediakan program-program pencegahan bullying dan memberikan pendidikan sosial emosional kepada siswa agar mereka dapat mengelola perasaan dan hubungan dengan lebih sehat.

2. Masalah Disiplin
Masalah disiplin di sekolah dasar seringkali berhubungan dengan bagaimana siswa mengikuti aturan yang ada, baik yang bersifat formal maupun informal. Anak-anak pada usia ini masih belajar tentang tanggung jawab pribadi dan sosial, serta bagaimana menghormati hak orang lain.

Beberapa contoh masalah disiplin yang umum terjadi adalah ketidakpatuhan terhadap peraturan kelas, seperti berbicara tanpa izin, keluar dari tempat duduk tanpa alasan yang jelas, atau tidak menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa yang sering melanggar aturan ini mungkin menunjukkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya tanggung jawab atau kurangnya keterampilan dalam mengelola impuls mereka.

Masalah disiplin juga sering kali berkaitan dengan kesulitan dalam mengendalikan emosi, seperti kemarahan atau frustrasi. Anak-anak yang merasa tidak dihargai atau tidak dimengerti sering kali menunjukkan perilaku yang mengganggu. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu memberikan pendekatan yang lebih holistik dalam mengatasi masalah disiplin, seperti menerapkan teknik pembelajaran sosial emosional yang mengajarkan keterampilan mengelola emosi, keterampilan komunikasi yang efektif, serta kemampuan untuk memecahkan masalah secara konstruktif.

3. Interaksi Sosial di Kelas
Interaksi sosial di kelas adalah aspek yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak di sekolah dasar. Di usia ini, anak-anak belajar bagaimana berkomunikasi dengan teman-temannya, bekerja dalam kelompok, dan memahami perbedaan antar individu. Namun, interaksi sosial juga bisa menjadi sumber konflik, terutama jika ada perbedaan karakter atau pendapat di antara mereka.

Masalah yang sering muncul dalam interaksi sosial di kelas meliputi kesulitan dalam bekerja dalam kelompok, perasaan terisolasi atau kesulitan berteman, serta perselisihan antar teman sebaya. Beberapa anak mungkin kesulitan menyesuaikan diri dengan teman-temannya karena perbedaan latar belakang, kebiasaan, atau bahkan karena mereka memiliki kebutuhan khusus yang berbeda.

Sebagai contoh, anak-anak yang lebih pendiam atau introvert mungkin merasa terasing atau diabaikan oleh teman-temannya yang lebih ekstrovert atau dominan. Hal ini bisa berkontribusi pada perasaan cemas atau rendah diri. Sebaliknya, anak-anak yang terlalu agresif dalam interaksi sosialnya mungkin tidak bisa bekerja sama dengan baik dalam kelompok dan bisa menyebabkan konflik dengan teman-temannya.

Penting bagi guru untuk menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial mereka, seperti bekerja dalam kelompok, berbagi pendapat, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat. Pengajaran tentang empati, rasa saling menghargai, dan toleransi akan membantu membangun iklim sosial yang positif dan mendukung perkembangan emosional siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun