Mohon tunggu...
Erna Wati
Erna Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Ernawati. Saya memiliki hobi menyanyi dan mengaji, yang telah menjadi bagian penting dalam hidup saya. Menyanyi memberikan saya kebebasan untuk mengekspresikan diri, sementara mengaji memberikan ketenangan dan kedamaian batin. Saya adalah seseorang yang bersemangat, tekun, dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Kepribadian saya yang ramah dan terbuka membuat saya mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Saya juga dikenal sebagai orang yang disiplin dan bertanggung jawab, selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

" Faktor - Faktor Yang Menghambat Pemahaman Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar ( SD ) "

19 Desember 2024   12:54 Diperbarui: 19 Desember 2024   12:53 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Faktor-Faktor Yang Menghambat Pemahaman Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar

Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SD sangat penting untuk penguasaan simbol-simbol bahasa oleh anak-anak. Dalam proses ini, terdapat berbagai masalah yang mungkin dialami siswa dalam memahami Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah beberapa masalah umum yang paling sering ditemukan di lingkungan sekolah dasar.

Kesulitan Membaca dan Menulis

Beberapa siswa mengalami kesulitan membaca dan menulis, yang secara langsung menghambat pemahaman mereka terhadap teks. Masalah ini terletak pada ketidakmampuan mereka dalam memahami informasi dan menyusun kalimat dengan benar karena keterampilan literasi dasar yang tidak memadai. Ketidakmampuan tersebut dapat membuat frustrasi dan menghilangkan minat untuk belajar lebih lanjut.

Rendahnya Minat Baca

Salah satu faktor terbesar yang menghambat pembelajaran bahasa Indonesia adalah rendahnya minat baca di kalangan siswa. Keterbatasan buku-buku yang menarik, waktu yang tidak memadai, dan kecenderungan guru yang tidak memotivasi siswa untuk membaca merupakan beberapa penyebabnya. Jika siswa tidak gemar membaca, akan menjadi masalah untuk mengembangkan keterampilan berbahasa mereka.

Tidak Memahami Konsep Dasar

Sebagian besar siswa gagal memahami konsep dasar tata bahasa, ejaan, dan tanda baca bahasa Indonesia. Hal ini terutama disebabkan oleh pendekatan penyampaian yang membosankan dan kurang beragam. Alasan itulah yang menjelaskan kesulitan yang dihadapi siswa ketika mencoba menerapkan pengetahuan bahasa mereka pada situasi kehidupan nyata.

Terbatasnya fasilitas dan media pembelajaran

Kendala signifikan lainnya adalah keterbatasan fasilitas dan media pembelajaran. Banyak sekolah yang memiliki akses terbatas terhadap buku teks, kamus, atau media interaktif seperti video dan permainan. Tanpa alat bantu yang tepat, proses pembelajaran menjadi membosankan dan tidak efektif.

Kurangnya Inovasi Dalam Metode Pembelajaran.

Guru yang umumnya menggunakan metode pengajaran tradisional kemungkinan besar dapat mengatasi kebosanan yang dirasakan siswa karena sesi yang monoton dan panjang di mana siswa bukan peserta aktif dan sebagian besar berpusat pada guru. Hal yang sama tidak berlaku untuk menumbuhkan minat belajar Bahasa Indonesia melalui pengajaran yang didominasi ceramah pasif tanpa variasi dan partisipasi aktif dari siswa.

Pengaruh Bahasa Daerah

Di sebagian besar daerah, penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari memperparah masalah. Karena siswa lebih terbiasa berbicara dalam bahasa daerah, penguasaan bahasa nasional dianggap sulit dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia.

Minimnya Dukungan dari Keluarga

Dukungan orang tua juga sangat berpengaruh pada proses belajar siswa. Namun, sering kali orang tua tidak memberikan dukungan atau bantuan yang memadai dalam belajar Bahasa Indonesia di rumah. Tanpa dukungan tersebut, siswa mungkin merasa kurang termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.

Dengan demikian, pemahaman Bahasa Indonesia di antara siswa SD dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Upaya bersama antara guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan menarik bagi siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun