Guru yang umumnya menggunakan metode pengajaran tradisional kemungkinan besar dapat mengatasi kebosanan yang dirasakan siswa karena sesi yang monoton dan panjang di mana siswa bukan peserta aktif dan sebagian besar berpusat pada guru. Hal yang sama tidak berlaku untuk menumbuhkan minat belajar Bahasa Indonesia melalui pengajaran yang didominasi ceramah pasif tanpa variasi dan partisipasi aktif dari siswa.
Pengaruh Bahasa Daerah
Di sebagian besar daerah, penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari memperparah masalah. Karena siswa lebih terbiasa berbicara dalam bahasa daerah, penguasaan bahasa nasional dianggap sulit dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia.
Minimnya Dukungan dari Keluarga
Dukungan orang tua juga sangat berpengaruh pada proses belajar siswa. Namun, sering kali orang tua tidak memberikan dukungan atau bantuan yang memadai dalam belajar Bahasa Indonesia di rumah. Tanpa dukungan tersebut, siswa mungkin merasa kurang termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.
Dengan demikian, pemahaman Bahasa Indonesia di antara siswa SD dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Upaya bersama antara guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan menarik bagi siswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI