Entahlah, saya selalu percaya, agama sesungguhnya tidak menciptakan jarak, tetapi dia adalah tempat jantung cinta dan kasih sayang kepada sesama saling bertaut. Iman itu menuntut bukti. Jika dia seorang Islam, buktikan bahwa dia berperilaku membawa pesan rahmatan lil’alamin. Rahmat bagi semesta alam. Jika dia seorang Katolik atau Kristen, buktikan saja bahwa ia menjadi pribadi yang penuh belas kasih. Jika ia seorang Buddha, buktikan saja bahwa ia ingin seluruh makhuk di dunia ini berbahagia.
Bagi saya secara pribadi, sungguh, pelajaran-pelajaran Ramadhan dan kehidupan di NTT telah mendidik saya, bagaimana akhirnya, Islam yang saya anut membawa saya menata hubungan dengan sesama dan menghayatinya menjadi kian inklusif. Mendidik saya, memperluas cakrawala dan memperkaya wawasan kebenaran-kebenaran universal. Belajar menghargai setiap keyakinan, tanpa jatuh kepada relativisme. Orang-orang di sekitar saya di NTT, telah mengajarkan, dan mengantarkan saya untuk belajar rendah hati di hadapan kemanusiaan dan “kebenaran”.
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H