Mohon tunggu...
Erna Pudyaningsih
Erna Pudyaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 karangdowo Klaten jawa Tengah

Nama saya Erna Pudyaningsih, profesi saya sebgai guru SMAN 1 karangdowo klaten tempat saya dulu menimba ilmu dan sekarang mengabdikan diri di sana tuk berbagi ilmu dan mendorong siswa mencapai pendidkan karakter yang baik agar mendapat masa depan yang sukses dan berujung bahagia.Walau saya seorang guru saya punya hoby di kesenian khususnya tarik suara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar materi modul 3.1

16 April 2023   21:54 Diperbarui: 16 April 2023   22:04 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang kita ambil akan berdampak pada imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya. Terwujudnya murid yang Bahagia, cerdas dan berkarakter.

Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? 

Pengambilan keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada. Namun setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, hal ini menjadi salah satu tantangan. Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus -- kasus dilemma etika adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan satu ganjalan bagi saya. Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya coba lakukan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Jawaban saya yaitu iya, kesulitan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan Bersama. Yang ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah merdeka belajar. Merdeka belajar artinya murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing, bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan apa yang menjadi pilihannya. Dengan kata lain semua pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, memoles bakat dan minat yang sudah ada. Kurikulum merdeka sangat berorientasi pada murid, hal ini terlihat dari kurikulum kelas X di SMA tidak ada lagi kotak-kotak jurusan MIPA, IPS dan Bahasa. Semua siswa menerima materi pelajaran secara utuh dan mendalam. Siswa diberikan kebebasan memilih mata pelajaran sesuai bakat dan minat serta kebutuhannya di kelas XI. Hal ini sangat menguntungkan siswa, siswa mempelajari mata pelajaran sesuai keinginan. Guru hanya memberi gambaran, fasilitas dan mengkondisikan siswa agar memilih secara bertanggungjawab dan sesuai bakat, minat serta kebutuhan. Proses pembelajaran di kelas, guru menyampaikan pembelajaran berdiferensiasi hal ini merupakan satu contoh keputusan yang berpihak pada murid. Menerapkan secara eksplisit maupun implisit KSE adalah wujud nyata untuk memfasilitasi dan mengasah keterampilan social smosional murid-murid kita.

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa setiap pengambilan keputusan akan membawa dampak baik jangka pendek VS jangka panjang bagi murid-murid. Semua akan terekam dalam memori dan akan menjadi role model bagaimana kelak murid -murid berpikir dan berpijak. Bagaimana dia mengambil keputusan di masyarakat dikemudian hari. Pengambilan keputusan bagi seorang pendidik harus keputusan yang tepat, benar dan bijak melalui pengujian benar salah menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola akan menjadikan pengambilan keputusan kita akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan murid-murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun