Tahu gak sih? Ternyata banyak lho orang tua yang abai terhadap pola pengasuhan yang baik. Toxic parenting yang dilakukan oleh orang tua dapat berdampak buruk untuk masa depan anak. Sehingga Ketika dewasa dia akan melakukan pola pengasuhan yang sama karena menganggap bahwa pola pengasuhan teersebut adalah yang terbaik.
Pola pengasuhan yang selalu mengatur, mengkritik, memerintah, dan mengharuskan anak untuk patuh jika dilakukan berulang-ulang akan meracuni mental dan perilaku anak. Tahu gak sih, apa saja ciri-ciri toxic parenting?  Bagaimana sih cara menghindarinya?
Pengertian Toxic Parenting
Toxic sendiri memiliki arti racun, sedangkan parenting berarti pengasuhan. Menurut (Rianti, Dahlan. A, 2022) toxic parenting adalah pola pengasuhan dilakukan oleh orang tua yang salah atau keliru, para orang tua tanpa sadar melakukan pola asuh tersebut sehingga dapat melukai psikologis anak. Toxic parenting biasanya akan terjadi berulang seperti mata rantai.
Ciri-Ciri Toxic Parenting
1. Terlalu Mengontrol Anak
Padahal anak juga memiliki keingan mereka sendri, lho. Terlalu membatasi anak dapat menimbulkan kebencian, kekecewaan, dan stres si anak terhadap orang tuanya.
2. Kekerasan Verbal (Kata-Kata Kasar)
Kadang orang tua tidak menyadari sering melakukan kekerasan verbal. Orang tua dengan toxic parenting cenderung lebih mudah meluapkan emosi ketika anak melakukan kesalahan sedikit. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi mental sang anak dan bisa membuat anak membenci orang tuanya.
3. Membatasi Anak Dalam Segala Hal
Anak-anak butuh, lho untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Apalagi masa anak-anak merupakan masa untuk mengeksplor dunianya.
Cara Menghindari Toxic Parenting
1. Menjalin Komunikasi yang Baik
Menjalin komunikasi yang baik dengan anak sangat perlu dilakukan. Banyak kasus dari orang tua yang tidak berkomunikasi baik dengan sang anak, cenderung jauh dan tidak dekat dengan sang anak.
2. Mengenali Perilaku Anak
Sebagai orang tua jangan langsung memarahi anak ketika melakukan kesalahan, namun dicari tahu terlebih dahulu alasan dia melakukan hal tersebut. Anak akan terbuka dengan orang tuanya ketika dia merasa dihargai. Anak juga perlu dipahami.
3. Mengendalikan Emosi
Semarah apapun orang tua dengan tingkah anaknya, orang tua harus menyadari bahwa anak dan orang tua sama-sama belajar. Orang tua belajar dalam mengasuh anaknya, sedangkan anak belajar mengenali lingkungan sekitar termasuk mengenali orang tuanya.
Pola pengasuhan yang baik akan membuat anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik. Pola pengasuhan yang toxic akan membuat anak tidak percaya diri dan cenderung tertutup. Mari tinggalkan pola pengasuhan toxic demi masa depan anak yang gemilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H