Apa sih Grammar itu?...well, pertanyaan ini sudah dapat dijawab dengan mudah bagi siapapun yang sudah familiar belajar bahasa Inggris. Setiap kali para pengajar Bahasa Inggris, termasuk saya, datang ke dalam kelas bahasa Inggris untuk pertama kalinya, biasanya akan selalu timbul pertanyaan dalam benak yang dilontarkan kepada anak didik "apa yang paling sulit kalian pahami tentang belajar  bahasa Inggris selama ini?", serta merta jawaban yang langsung diberikan oleh mereka adalah tata bahasa atau yang biasa dikenal dengan grammar.
Kemudian, apa sebenarnya tata bahasa atau grammar dalam Bahasa Inggris itu? Dan mengapa para anak didik merasa tata bahasa atau grammar ini merupakan hal yang paling sulit bagi mereka untuk mereka pahami dengan mudah? Well... dalam artikel pendek saya ini, dengan pengetahuan saya yang hanya setetes ini akan mencoba membahas sedikit menyentuh ke dalam satu pembahasan mengenai tata bahasa dalam bahasa Inggris atau English grammar ini. Literally, dalam mempelajari Bahasa Inggris terdapat dua elemen yang mendasar  yang dijadikan sebagai modal utama dalam mempraktekkan bahasa ini, yang pertama adalah kosa kata dan yang kedua adalah tata bahasa atau yang biasa dikenal dengan istilah asingnya grammar dimana tata bahasa/grammar adalah aturan dari sebuah bahasa yang dijadikan sebagai panduan dalam mempelajari bahasa Inggris secara efektif (Andriani et al., 2021).
Pada awal pembelajaran tata bahasa/grammar ini, berbagai macam pendekatan pembelajaran yang diambil untuk mengajarkan system tata bahasa ini, sehingga disebutkan bahwa masa pembelajaran tata bahasa/grammar ini dikategorikan ke dalam tiga masa, yaitu pertama merupakan pembelajaran yang berfokus pada tata bahasa/grammar itu sendiri, lalu kemudian memasuki masa zero grammar sebagai masa yg kedua dimana tata bahasa/grammar tidak lagi menjadi focus dalam aplikasinya, dan kini beralih pada masa yang kini lebih sering menggunakan istilah komunikatif atau biasa disebut juga dengan pembelajaran komunikatif untuk tujuan pengembangan kompetensi berkomunikasi (Sogutlu, 2014).
Bermula dari pendekatan pembelajaran yang bersifat 'terpisah' atau isolated yang hanya berfokus pada konsep dan bentuk dari tata bahasa/grammar itu sendiri (isolated grammar) dimana pada kenyataannya pendekatan ini memang selain outdated dan tidak dapat mendukung pengembangan kemampuan produktif pembelajar bahasa ini, baik melalui menulis atau berbicara, tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan pendekatan ini masih banyak didominasi oleh suara yang mendukung bahwa belajar grammar ini sangat penting dan harus selalu diprioritaskan (Nurfitri Nurfitri, Regina Regina, 2020).
Tujuan pembelajaran yang diinginkan dari pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang nota bene 'memaksa' pembelajar untuk harus mampu berkomunikasi secara aktif tidak didukung dengan cara-cara atau 'path' yang ditunjukkan oleh pendekatan tradisional ini sehingga pendekatan ini menjadi tidak efektif.Â
Sebenarnya jika ditilik lagi dari konsep dasar dari pembelajaran tata bahasa/grammar itu sendiri, pendekatan itu pun tidak selaras dengan definisi yang diberikan  oleh Ellis (2006) yang mengatakan bahwa pembelajaran ini merupakan instruksi dalam bentuk tehnik mengajar yang bisa membangkitkan usaha sadar pembelajar untuk tidak hanya memahami melalui proses internalisasi dimana input akan diberikan terlebih dahulu akan tetapi pembelajar juga diharapkan menemukan 'rumus' tata bahasa itu sendiri.
Bagi saya pribadi, karena saya lebih banyak mengajar bahasa asing ini di tingkat pendidikan tinggi, saya memang lebih memilih untuk mengajarkan tata bahasa/grammar secara induktif (pembelajar mampu memahami suatu rumus grammar melalui berbagi contoh yang diberikan). Walaupun adanya tuntutan pendekatan yang lebih bersifat lebih fleksibel dan acceptable dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan, sudah sewajarnya jika pendekatan pembelajaran tata bahasa/grammar harus beralih kepada pendekatan yang lebih bersifat komunikatif yang tampaknya lebih mampu mewujudkan keinginan-keinginan untuk dapat berbahasa Inggris secara reseptif dan produktif.
Bagaimanapun, tidak bisa juga dielakkan bahwa 'remah-remah' pendekatan tradisional itu tetap harus kita jadikan salah satu elemen penting dalam pembelajaran tata bahasa/grammar yang kini dialihkan kepada pendekatan komunikatif. Lalu, bagaimana sebaiknya seorang pengajar bahasa Inggris mampu membuat 'adonan yang tepat' dalam tiap instruksi pembelajaran yang dilakukannya yang mampu mengakomodasi bentuk grammar sebagai suatu prioritas yang berjalan beriringan dengan tehnik-tehnik atau strategi yg komunikatif?Â
Disinilah sebenarnya letak tantangan yang sebenarnya agar tata bahasa atau grammar ini tidak lagi menjadi sebagai suatu hal yang menyusahkan atau menyulitkan sehingga menjadi mimpi buruk atau momok yang menakutkan bagi pembelajar kita. Â Well, saya akan membahasa lebih lanjut mengenai ini pada artikel pendek saya selanjutnya. Semoga tulisan saya dapat memberikan berkah bagi siapapun yang membaca dan terutamanya untuk saya pribadi. Aamiin.Â
Referensi
Andriani, A., Yuniar, V. D., & Abdullah, F. (2021). Teaching English Grammar in an Indonesian Junior High School. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(2), 1046--1056. https://doi.org/10.35445/alishlah.v13i2.956
Ellis, R. (2006). Grammar: An SLA Perspective. TESOL Quarterly, 40(1), 83--107.
Nurfitri Nurfitri, Regina Regina, R. Y. (2020). Journal of English Language Teaching Innovations and Materials. 2(October 2019), 14--24.
Sogutlu, E. (2014). Review on the changing role of grammar teaching in second language instruction. Beder Scientific Journal of Education Sciences (BJES) , 5(April 2014), 137--144.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H