Pak Djoko agak salah tingkah. Baru kali ini ada staf penting seperti Lestari mau mencari dan menanyakan kabarnya. Bukankah di sini ada puluhan penghuni asrama yang, mungkin saja juga perlu diberi perhatian?
"Iya, saya akan makan siang di ruang makan sekarang. Beberapa hari ini saya makan di kamar. Sedang tidak enak badan," tutur Pak Djoko seformal mungkin. Jabatan terakhir beliau cukup tinggi di kantornya, membuat ia harus bersikap formal di mana saja. Siang dan malam. Apalagi di depan perempuan muda seperti Lestari.
"Mari Pak," Lestari pamit.
"Silahkan mbak," balas pak Djoko.
Lestari meninggalkan unit Pak Djoko dan melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Sedikit bingung melihat sikap Pak Djoko yang mendadak formal. Padahal, selama mereka bersama-sama di beranda, Pak Djoko dan kawan-kawannya bersikap cair dan hangat. Apa karena beliau sekarang sendirian? Ia hanya mau memastikan bahwa Pak Djoko baik-baik saja sepeninggal kawan diskusinya, Pak Situmeang dan Pak Sinuraya.
Ups, Lestari menyadari sesuatu. Ia barusan mendatangi kamar Pak Djoko, yang notabene seorang duda. Ibu Yani pernah berpesan, khusus untuk Pak Djoko tak usah dilayani berlebihan. Ia akan menghubungi Pak Yamen melalui interkom atau ponsel kalau membutuhkan sesuatu. (bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H