"Nanti saya periksa ya, Les. Besok saya serahkan hasilnya. O ya, kalau bisa, jangan terlalu lama bersama penghuni. Tugasmu masih banyak. Kamu mesti bantu Astry mengurusi pemutahiran data penghuni asrama."
Lestari mengangguk, meski tidak selalu setuju dengan penugasan yang diberikan ibu Yani. Lestari tidak pernah berniat menangani Koran terlalu lama. Itu pekerjaan yang akan sangat membosankan. Ia ingin bergaul dengan anggota asrama di sini. Seperti Pak Djoko cs, yang tidak ada habis-habis mengobrol soal politik setiap pagi dan sore. Persis Om Pit. Cuma bedanya, pamannya mengobrol dengan teman-teman di lingkungan rumah.
Ada dua orang teman karib Pak Djoko. Keduanya orang Tapanuli. Mereka bertiga, Pak Djoko, Pak Situmeang dan Pak Sinuraya rajin mengikuti berita politik tanah air di televisi. Hanya gadget saja yang tidak dimanfaatkan para bapak itu. Namun ada berita kurang menggembirakan sore ini. Lestari sempat menguping pembicaraan bahwa Pak Situmeang dan Pak Sinuraya akan pulang, tinggal bersama anak-anaknya. Konon, keluarga besar Pak Situmeang keberatan kalau orangtua mereka tinggal di asrama lansia. Macam tidak diurus keluarga saja, katanya.
Serba dilematis ya. Ada anggapan bahwa memasukkan orangtua ke asrama lansia seperti membuang ayah/ibu sendiri. Tapi banyak juga para Opa dan Oma yang justru senang tinggal dengan teman-teman sebaya dalam satu pondokan.Tidak perlu kesepian karena tidak ada gap usia di sini. (bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI