Mohon tunggu...
Erna Manurung
Erna Manurung Mohon Tunggu... Penulis - Sedang bermukim di kampung halaman (Serang, Banten)

Senang menulis hal Ikhwal masalah-masalah kesehatan jiwa, sesekali jalan-jalan di sekitar rumah lalu melaporkannya ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Cermin#2) Ma, Apakah Anak Laki-Laki Tidak Boleh Cerewet?

10 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 10 Juni 2021   08:26 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin rasanya setiap hari ditawari "Kamu ingin makan apa" oleh ibunya. Bisa tidak ya? Ah, ya tak apa kalau hanya sesekali makan enak di luar seperti ini, Nehemia menggumam.

Bangku kosong di depan mereka kini terisi oleh satu ibu, satu tante, dan seorang bocah seusianya. Suasana mulai ramai. Tapi tampaknya hanya suara anak itu yang terdengar. Ia bertanya ini itu dan ingin makan bakso juga seperti dirinya.

"Nasi goreng saja ya, Nak?" pinta tantenya.

Si bocah menggeleng.

"Tapi tunggu sampai baksonya tidak panas lagi baru dimakan," akhirnya si tante yang memutuskan mau pesan apa.

Kalau waktu menunggu pesananan ia dan ibunya minum teh manis hangat, kali ini Nehemia mendengar si bocah di depannya bertanya ini dan itu. Wajahnya sumringah.

Tampaknya dua perempuan itu tidak suka. "Kamu cerewet betul. Anak laki-laki jangan cerewet. Jelek," kata salah satu dari mereka.

"Iya, jangan begitu ah. Masa laki-laki cerewet," susul ibu yang lain. Ia mencecar anak kecil tanpa peduli wajah si bocah tiba-iba memerah karena malu.

Tampaknya dua perempuan itu, ya dua perempuan yang membawa si bocah ke tempat makan itu, berhasil membuat seorang anak kecil merasa ciut hati.

Tetapi tidak lama. Sambil mulai mencicipi kuah bakso yang gurih, ia kembali berbicara ini dan itu, bertanya macam-macam.

Mata Nehemia tak berkedip menyaksikan adegan di depannya. Ia ingin bertanya sesuatu kepada ibunya, tapi urung. Ibunya sedang bergegas menyelesaikan urusan makan mereka ke kasir. Lalu kembali sambil meraih tangannya.

"Ayo kita pulang Nehemia."

Ia berdiri, menggapit lengan ibunya lalu keluar bersama-sama. Tak sampai lima langkah, ia bertanya, "Ma, apa anak laki-laki tak boleh cerewet?"

"Boleh," jawab ibunya.

"Tapi kenapa anak laki-laki di depanku tadi dimarahi ibunya waktu banyak bertanya?"

"Hmmm ......"

"Kenapa Ma?"

"Mama tidak tahu, sayang."

Nehemia tidak bertanya lagi. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun