Lalu Nehemia lahir. Kabahagiaan mereka semakin lengkap.
Tetapi di tanggal 31 Desember, ketika beberapa jam lagi hendak menutup tahun, suaminta tidak pulang ke rumah. Mbak Narsih, asisten rumah tangganya menitipkan amplop tebal kepadanya. Di sampul tertulis "Buat makan-makan malam tahun baru".
Perempuan itu terduduk lemas. Untuk apa uang setebal ini kalau papanya Nehemia tidak ada?
***
Beberapa bulan kemudian barulah ia tahu lelaki itu sedang mempersiapan pernikahan keduanya dengan seorang perempuan pilihan keluarga.
Ia tak kuasa menolak. Dulu mereka menikah tanpa restu orangtua. Hidup mapan di kota kecil dan membangun keluarga bahagia. Tetapi beberapa tahun kemudian ayah mertuanya meninggal dan ibu mertua meminta anak lelaki sulung itu, satu-satunya lelaki di keluarga itu kembali. Bukan hanya itu, ia juga dijodohkan dengan perempuan yang dianggap lebih cocok ketimbang dirinya.
Lalu nasibnya di ujung tanduk.
Dan tanpa permohonan apapun, temasuk maaf, lelaki itu pamit dari rumah. Semua urusan perceraian ditangani oleh pengacara keluarga.
Sembilan tahun lalu, tanggal 31 Ddesember itu, ia dan anak lelaki satu-satunya menutup lembar kehidupan bersama suami dan sang ayah. Perempuan itu kemudian memasuki awal tahun dengan hati yang getir. Anaknya hanya dua kali merasakan pengalaman berpesta tahun baru. Setelah itu tidak. Kini, tanggal 1 Januari hanya sebuah tanggal. Tanggal yang sama dengan penanda hari-hari lainnya.
Ketika Nehemia belum lagi 5 tahun, ia tak pernah lagi menanyakan mengapa setiap tanggal 31 Desember ada ramai-ramai di luar rumah. Misalnya, menanyakan ulangtahun siapa sehingga semua orang merayakannya.
Seperti hari ini. Tanggal 31 Desember, tetap menjadi hari biasa. Hanya sedikit ramai oleh lalu-lalang pembeli dan penjual. Mulai dari kulit ketupat sampai terompet. Mulai dari anak-anak seusianya sampai nenek-nenek seusia perempuan yang pernah datang ke rumah ibunya di kampung halaman.
Tanggal 31 Desember ibunya tidak berjualan. Tetapi ia diajak ke pasar untuk makan di tempat yang ia sukai. Sambil bertanya, "Kamu ingin makan apa?"