Mohon tunggu...
Nanade
Nanade Mohon Tunggu... Lainnya - 頑張って

🌸🌸🌸

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

So Simple, "GulmaEceng Gondok Menjadi Kompos Tanaman"

8 Februari 2021   09:31 Diperbarui: 8 Februari 2021   10:40 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hara merupakan bermacam -- macam mineral yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang, contoh hara yaitu nitrogen, fosfor, kalium, magnesium dan lain sebagainya. Tanaman memerlukan hara agar dapat tumbuh dan berkembang, hara adalah kebutuhan esensial bagi tanaman, tanpa hara tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang. Hara terdapat dalam tanah dan terdapat juga pada beberapa tanaman atau tumbuhan tertentu yang apabila diolah dapat bermanfaat pada tanaman budidaya.

Suatu tanah yang digunakan sebagai media tanam tidak semuanya mengandung hara yang cukup bagi kebutuhan tanaman, karena jumlah hara dalam tanah terbatas maka terdapat alternatif lain yang dapat digunakan agar kebutuhan hara tanaman dapat tercukupi. Terdapat alternatif lain yang dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan hara pada tanaman budidaya yaitu dengan memanfaatkan tumbuhan eceng gondok menjadi kompos.

Eceng gondok (Eichhornia  crassipes) merupakan salah satu tumbuhan yang hidup mengapung di perairan, kehadiran eceng gondok cukup meresahkan dan sangat tidak bagus terhadap ekosistem perairan. Tumbuhan eceng gondok ini tidak sepenuhnya salah dikarenakan perairan adalah tempatnya untuk tumbuh, tetapi kehadirannya berdampak negatif terhadap tempat dan lingkungan sekitarnya. Dampak negatif kehadiran eceng gondok pada perairan yaitu :

  • Menyebabkan menurunnya jumlah cahaya yang akan masuk ke dalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air.
  • Apabila terdapat eceng gondok yang mati, maka akan turun ke dasar perairan yang dapat mengakibatkan terjadinya proses pendangkalan, dan lain sebagainya.

Selain itu eceng gondok akan menjadi gulma, apabila tempat tumbuh eceng gondok berdekatan dengan lahan sawah maka akan terjadinya perebutan unsur hara dengan tanaman budidaya (padi). Akan tetapi eceng gondok yang berdampak negatif ini dapat diubah menjadi positif yang justru bermanfaat pada tanaman budidaya.

Eceng gondok memiliki kandungan kimia  dengan bahan organik sebesar 78,47 %, C organik 21,23 %, N total 0,28 %, P total 0,0011 % dan K total 0,016 %  serta mengandung asam humat, dari kandungan bahan organik atau hara ini eceng gondok berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai kompos, kandungan bahan organik atau hara dari eceng gondok adalah unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang.

C organik dapat meningkatkan - keberlanjutan kesuburan tanah. Nitrogen (N) memberikan warna hijau daun, merangsang pertumbuhan vegetatif, dan meningkatkan produksi daun. Fosfor (P) dapat merangsang pembentukan akar baru, dapat memperkuat batang tanaman, dan merangsang dalam pembentukan bunga serta buah. Kalium (K) berfungsi sebagai aktivator enzim, dapat meningkatkan ketahanan tanaman dan memacu translokasi karbohidrat. Asam humat berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Eceng gondok dapat dibuat menjadi kompos yang dapat diaplikasikan pada tanaman budidaya. Berikut cara sederhana membuat kompos dari eceng gondok:

  • Persiapkan kotak/ tong dan sejenisnya sebagai wadah.
  • Siapkan eceng gondok, aktivator (EM4), gula dan air.
  • EM4 dan gula dibiakkan terlebih dahulu. Ditambahkan 50 sdm per 1 (satu) liter EM4 dan ditambahkan air secukupnya kemudian didiamkan selama 1 malam.
  • Eceng gondok seberat 1000 kg dicacah/ dicincang kecil -- kecil dengan ukuran maksimal 2 cm, ukuran dari pencacahan akan mempengaruhi proses cepat lamanya proses pengomposan, semakin kecil ukurannya semakin bagus. Banyaknya atau beratnya eceng gondok dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Setelah selesai dicacah, dicampur dengan EM4 (EM4 yang telah dibiakkan dengan gula) secara merata.
  • Ketika semua telah tercampur dengan merata, campuran dimasukkan ke dalam kotak/ tong dan ditutup.
  • Bahan didekomposisikan selama 1 (satu) bulan dan tentunya dilakukan pengendalian suhu serta kelembaban bahan. Proses pengendalian dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara membolak-balik bahan kompos secara merata, menambahkan air secukupnya agar panas pada bahan kompos dapat menyebar secara merata dan kelembabannya dapat terjaga. Proses pengendalian suhu serta kelembaban dapat dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali seminggu.
  • Setelah 1 (satu) bulan, kompos siap digunakan/ diaplikasikan pada tanaman, tetapi sebelum menggunakannya terlebih dahulu diangin-anginkan.

Keberhasilan dari proses pengomposan eceng gondok ditandai dengan warna kompos (berwarna coklat kehitam-hitaman), beraroma khas seperti tanah, mengalami penyusutan, bersuhu rendah (dingin tidak panas) dan kompos tidak terlalu basah.

Terdapat literatur yang telah mengkaji penggunaan kompos eceng gondok pada tanaman cabai, berikut grafik parameter pertumbuhan tanaman cabai:

Diketahui P0, P1, dan P2 adalah tanaman cabai yang tidak diberi kompos eceng gondok dan P3 adalah tanaman cabai yang diberi kompos eceng gondok. Dari grafik parameter pada P3 (perlakuan tanaman yang diberi kompos) terlihat grafik yang semakin naik dari 15 HST. Sehingga dapat disimpulkan dengan benar dan jelas bahwa kompos eceng gondok dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.

Kompos eceng gondok dapat juga diaplikasikan pada tanaman bayam, tomat, terong, buah-buahan dan tanaman hortikultura lainnya. Pengaplikasian kompos dari eceng gondok akan sangat bermanfaat pada tanaman sehingga kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat terpenuhi. Pengaplikasian kompos dapat dilakukan dengan membenamkannya ke dalam tanah, tanah yang akan dipakai sebagai media untuk menanam tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun