Dari beberapa yang telah saya kutip di atas ditambah dengan beberapa beberapa tulisan tentang NDA (baca di sini dan di sini) ) dan telah menunjukkan kalau NDA memang sulit meninggalkan kebiasaan aslinya. Mau terkenal, tetapi hanya mengandalkan tulisan orang lain. Parahnya lagi, untuk menghilangkan jejaknya, hanya memodifikasi karya orang lain.
Mungkin benar kata sebagian orang, beberapa media sepertinya mendiamkan dan tidak mau ambil pusing terkait kasus plagiat. Dan menurut saya pribadi, karena Tribun Bone juga kurang ketat dalam menyeleksi tulisan yang masuk, dengan mudahnya NDA mengirimkan tulisan ke email Tribun Bone dan bangga ketika dimuat. Kebanggaan selanjutnya bagi NDA karena meski dengan kasusnya yang sempat heboh, tulisannya masih saja tetap dimuat seperti biasanya.
Atau sebaliknya, ada penulis yang melihat kelemahan suatu media yang tidak terlalu ketat memeriksa keaslian tulisan. Maka dari itu, penulis seperti itu akan terus-menerus menjadikan media tersebut sebagai tempat tertampungnya tulisan plagiasinya. Kita tidak mungkin mengontrol terus-menerus para plagiator. Namun, apa yang bisa menegur dan membuat efek jera bagi kasus plagiat? Jika lagi dan lagi masih tetap saja menjiplak tulisan orang lain? Sepertinya NDA belum menemukan 'hati' seorang penulis.Â
Oh, Nanda Dyani Amilla, kok belum jera plagiat? Warga Bone membaca tulisan palsumu kemarin dan hari ini. Mungkin hujatan, nasihat, pernyataan sikap dari para penulis lainnya tidak mempan bagimu, makanya kamu berbuat seperti itu lagi. Hentikanlah ulahmu menjiplak karya orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H