Mohon tunggu...
Erna Dena
Erna Dena Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar dan Penulis

Pembenci gerimis, penikmat kata-kata dan pengamat amatir tentang film

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kisah keluarga Pak Dodi : Jalinan Kasih Sayang Itu Datang dari Santap Bersama Keluarga

26 Agustus 2016   21:25 Diperbarui: 26 Agustus 2016   21:52 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maraknya kegiatan-kegiatan yang dilakoni oleh seluruh anggota keluarga sudah merupakan hal yang tak mengherankan lagi saat ini. Hidup di zaman yang memungkinkan seluruh anggota keluarganya berkecimpung di luar rumah perlahan tapi pasti telah mengikis rasa kebersamaan yang menjadi penyemangat dan mengisi ruang-ruang rumah itu.

Munculnya alat komunikasi yang mobile semestinya menjadi penyambung antar individu untuk saling menyapa dan terhubung namun justru kehadirannya telah bergeser untuk menjadi alat pengalih perhatian dan pengunci mulut untuk saling bercerita. Tak ada lagi senda gurau atau saling melempar lelucon dalam setiap langkah atau berpapasan di dalam rumah. Semua berubah beku dan kaku tersihir oleh gawai. 

Ada dialog, ada percakapan, namun hanya sambil lalu dan tak masuk ke dalam pikiran.

Keluarga Pak Dodi

Tersebutlah keluarga Bapak Dodi yang memiliki tiga orang anak. Pak Dodi adalah seorang pengusaha dan hanya memiliki waktu satu hari yakni hari Minggu untuk bertemu dengan anak-anaknya. Si sulung memaklumi kesibukan ayahnya namun tidak demikian dengan adik-adiknya. Atas nama kesibukan pula mereka hanya bisa membicarakan berbagai macam hal melalui ponsel saja. Tatap muka menjadi sesuatu yang mahal bagi keluarga ini hingga pada suatu hari terjadilah dialog:

Ayah bertanya "Nak, kamu mau pergi kemana lagi?" 

"Aku ada latihan futsal sampai malam, Yah." jawab sang anak. 

"Oh baiklah, hati-hati". 

Sudah begitu saja. Dialog biasa di sore yang biasa pula tanpa perlu membuat kening berkerut. Sang ayah bertanya untuk sekadar berbasa-basi saja sementara sang anak menjawab pertanyaan seakan ini hanya suatu rutinitas belaka. Ada pertanyaan ada jawaban.  Potret sebuah keluarga yang hidup di masa modern dengan gawai di tangan masing-masing. 

Sang Ayah ingin menanyakan lagi namun lidah terasa tertahan menyaksikan betapa si anak ingin segera cepat-cepat pergi menyingkir dari hadapan Pak Dodi. Ada sesuatu yang menghentak ulu hatinya kala mendapati anaknya tak ingin berlama-lama bersamanya. 'Mengapa anakku merasa asing denganku?' tanyanya. 

Berhari-hari Pak Dodi memikirkannya. Ada yang salah dari keluarga ini, pikirnya. Namun tak jua ia temukan penyebabnya hingga suatu siang ia menyaksikan para karyawannya yang sedang menyantap makan siang di sebuah restoran tak jauh dari kantor. Sekonyong-konyong ia merasa tercerahkan.

Rupanya selama ini Pak Dodi lupa akan satu hal, kebersamaan. Kebersamaan dalam keluarga seakan menjadi slogan semu karena sesungguhnya saat sedang bepergian ke luar negeri anak-anak tak merasa ada ikatan batin dengan orangtua. Semestinya kebersamaan adalah hal yang benar-benar dipraktikkan dan merasuk ke dalam lubuk hati masing-masing.

Tak bisa dipungkiri kadang anak-anak masa kini lebih suka berkumpul dengan teman-teman dan berinteraksi secara intens setiap harinya di luar entah di sekolah atau dalam grup permainan. Orangtua hanya bisa mengetahui kabar paling akhir. Itu pun hanya searah. Tak bisa secara timbal balik atau dua arah. Model komunikasi ini telah berlangsung nyaris di sebagian keluarga di Indonesia terutama di perkotaan. Akankah kondisi seperti ini yang menjadi idaman dalam keluarga? Tentu tidak. 

Keluarga sebagai pilar utama perkembangan pribadi memiliki misi yang mulia yakni mengantarkan anak-anak menjadi pribadi yang peduli, penyayang, dan hangat hingga mereka dewasa dan bisa berkiprah di masyarakat. Semua ini tak bisa diraih hanya dalam waktu sekejap namun harus diusahakan.

Pak Dodi sadar ia harus memulai dari diri sendiri dahulu yakni dengan membatasi bekerja hingga hari Sabtu saja dan pukul tujuh malam ia sudah harus tiba di rumah. Bersama istrinya yang juga wanita karier, keduanya rela tidak menyentuh laptop apalagi ponsel selama di rumah. Ia mulai merancang kebersamaan itu dengan menciptakan keakraban antar sesama anggota keluarga. Anak-anak pada awalnya merasa aneh, kaku dan bingung akan perubahan yang terjadi pada kedua orangtua mereka. Bahkan tak sekali dua kali anak yang kedua menolak untuk bergabung. 

Pak Dodi mengira upaya mendekatkan hati pada anak-anak hanya butuh waktu sebentar. Ia mulai mengajak keluarganya untuk makan malam bersama. Berbagai hidangan yang lezat terhampar di meja makan. Malam pertama tak satu pun anaknya yang duduk, hanya ia dan istrinya yang makan bersama. Malam kedua, ketiga, hingga satu minggu berlalu, ketiga anaknya bergeming dengan ajakan ayah bundanya. Mereka lebih suka menghabiskan waktu di kamar.

Pada malam yang entah keberapa kalinya, si sulung bersedia untuk makan malam bersama. Lalu berturut-turut anak yang kedua dan ketiga ikut bergabung untuk santap bersama. Dan satu per satu dari mereka mulai membicarakan banyak hal tentang keseharian. Kekakuan langsung luruh, kebekuan mencair seketika.  Kegembiraan akhirnya mewarnai hari-hari ke depannya.

Bisa dibilang santap bersama bukan merupakan akhir dari suatu proses dalam merintis kebersamaan. Namun dengan bersantap bersamalah setiap anggota keluarga bisa merasakan kepedulian, empati dan tenggang rasa antar sesama. Bahkan guna lebih mengakrabkan acara makan bersama, sebulan sekali Pak Dodi mengajak keluarganya makan bareng di restoran. 

Siang itu Pak Dodi memilih untuk makan di restoran yang memiliki jargon sebagai restoran keluarga yakni KFC di bilangan Kemang, dan ternyata anak-anak cukup suka makan di sana. Dengan suguhan ayam goreng yang crispy dan originalnya mereka makan dengan lahap diselingi tawa. Anak kedua sampai perlu memastikan agar lain kali santap bersama diadakan di KFC saja. 

"Yah, minggu depan aku pasti mau kalau diajak makan lagi ke sini."

"Mengapa, Nak? Kau suka dengan rasanya?"

"Ya, aku suka dengan semua rasa yang ada di sini, enak dan garing kulitnya," sahut anaknya.

"Tentu saja enak, daging ayamnya saja sangat pilihan demikian pula tepungnya. Kau tahu, ayam goreng ini dibuat memakai 11 bumbu rahasia lho. Dan diolah hati-hati dengan memperhatikan segi kesehatannya. Misalnya ayam hanya boleh digoreng dalam minyak sebanyak 60 kali. Sesudah itu harus segera diganti..." jelas si ayah.

Demikianlah santap bersama akhirnya menjadi hal yang ditunggu-tunggu setiap harinya. Tak hanya soal hidangan yang menggiurkan namun juga karena Pak Dodi dan istrinya berhasil menciptakan suatu kondisi yang menarik agar anak-anak menjadi bersemangat duduk di meja makan. Apa rahasianya? Usai makan Pak Dodi selalu bercerita panjang lebar tentang hal yang lucu atau kesehariannya selama berada di kantor dan ia akan meminta anak-anaknya bergantian cerita tentang apa saja. Sederhana bukan?

Dengan model santap bersama seperti itu, lambat laun ketiga anak itu memperlihatkan perilaku yang lebih baik. Si sulung menjadi lebih peduli dan lebih sabar terhadap adik-adiknya. Anak kedua lebih bisa menahan keinginan bila menginginkan sesuatu sementara si bungsu tak perlu manja secara berlebihan. Kasih sayang ketiganya merupakan dampak nyata dari santap bersama yang kerap dilakukan oleh keluarga Pak Dodi. Bagaimana tidak, dalam santap bersama semuanya belajar untuk saling meredam ego demi tercapainya rasa kasih itu. 

Saat ini mereka sedang hangat-hangatnya menikmati kebersamaan dalam keluarga. Setiap akhir pekan mereka tak pernah absen untuk sekadar makan bareng di luar. Masing-masing bersedia untuk merelakan waktu demi tercapainya keakraban. Dan tanpa diatur ternyata mereka sangat suka untuk makan bersama di KFC.

Kenangan itu begitu membekas dalam benak hingga saat ini. Masa-masa dimana santap bersama menjadi ajang berkumpul, mengakrabkan, menjadi lebih kompak hingga tak jarang hal penting pun dibicarakan langsung. Suasana yang menyegarkan dan gembira karena bisa saling berbagi cerita tercipta dengan sendirinya. 

Saya adalah anak kedua dari keluarga itu dan hingga kini saya tetap menjalankan kebiasaan untuk bersantap bersama keluarga. Saat-saat makan bersama keluarga sendiri adalah saat dimana saya bisa bernostalgia, mengagumi langkah sang ayah serta mensyukurinya.

Selayang Pandang KFC Indonesia

Nangkring Kompasiana
Nangkring Kompasiana
Sementara itu kesukaan mereka terhadap ayam goreng tepung tersalurkan dengan baik lewat restoran keluarga semacam KFC ini. Masing-masing memiliki favorit makanannya sendiri. Sebagai sebuah restoran keluarga,  KFC  sangat memperhatikan asupan gizi yang terkandung dalam setiap makanan yang disajikan. Lihat saja menunya. Dalam setiap hidangan selalu ada kandungan nutrisi yang bagus bagi kesehatan keluarga. 

Ada alasan tersendiri mengapa KFC bisa menjadi restoran favorit keluarga. Selain menyediakan menu yang beragam mulai dari breakfast, favorite (yang berhadiah mainan), kids party dengan tepung party-nya yang menarik, paket ulang tahun dengan wahana mainnya, inovasi terhadap jenis makanan dan minuman pun selalu lezat seperti oriental bento, sup, spaghetti, burger, french fries, es krim sundae dan kopi.

Sarapan pagi
Sarapan pagi
Dalam acara Nangkring bersama Kompasiana beberapa waktu lalu, dijelaskan beberapa hal yang menarik. Bahkan suguhan dari awal hingga akhir acara begitu mengesankan.

Dimulai dengan sajian menu Breakfast yang terdiri dari donat dan segelas es teh rasa strawberry. Lalu makan siang lengkap dengan supnya. Tak ketinggalan anak-anak juga mendapatkan Chaki Kids Meal dan bingkisan berisi dompet dan tempat bekal. Biasanya acara Nangkring selalu hanya untuk orang dewasa namun kali ini anak-anak dilibatkan dalam acara Tepung Party yang seru dan menarik.

Perkenalan peserta dahulu
Perkenalan peserta dahulu
Anak-anak diajak untuk mengetahui proses perjalanan sepotong ayam dari awal hingga terhidang di meja. Kebersihan selalu menjadi syarat utama. Ayam yang akan dimasak pun betul-betul segar dan bukan ayam beku.

Mereka juga diajak berkeliling dapur untuk mengenali berbagai alat memasak. Dalam proses marinasi ternyata ada tahap-tahap agar bumbu meresap dan terasa renyah misalnya setelah dibaluri tepung, ayam harus ditepuk-tepuk sebanyak tujuh kali, diangkat lalu digoyang-goyangkan beberapa kali, ditepuk lagi, lalu dibalur-balurkan lagi dengan tepungnya sebelum akhirnya siap masuk ke penggorengan.

Ini ayamku
Ini ayamku
Dalam bincang-bincang bersama GM Marketing KFC Indonesia yakni Bpk. Hendra Yuniarto,  terungkap bahwa selain mengusung sebagai restoran keluarga, KFC Indonesia juga peduli dengan pendidikan, sosial dan lingkungan.

Melalui komunitas 1000 Guru, KFC ikut mencerdaskan anak-anak yang hidup di pedalaman dengan melengkapi kebutuhan gizi agar tercapai cita-cita mereka. Dalam program Go Green pun KFC berusaha untuk memakai alas makan dan tempat minum yang ramah lingkungan. Apalagi tempat makan sebesar timba (bucket)  yang mampu menampung bertumpuk-tumpuk ayam. Perlu dicari wadah yang aman dan tidak merugikan kesehatan bukan?  

Upaya yang dilakukan pihak KFC Indonesia adalah menyediakan wadah yang aman, sekaligus food grade dan terlindung dari bahaya kesehatan. Untuk itu diperlukan stok bucket hingga 3 bulan ke depan dan harus dipesan di luar negeri. Langkah ini diambil agar kesehatan konsumen terjamin dan merasa aman saat menyantap ayam gorengnya. 

Nah, dengan berbagai langkah dan peran serta yang telah dijalani oleh KFC Indonesia selama ini, kita sebagai pelanggannya merasakan restoran cepat saji ini merupakan restoran yang tak diragukan lagi, sangat memperhatikan konsumennya secara menyeluruh.

Twitter : @ernabudena

Facebook: Erna Anre

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun