Mohon tunggu...
Erna Aulia
Erna Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mereka mengatakan bahwa orang bodoh belajar dari pengalaman mereka, sedangkan orang bijak belajar dari sejarah. Saya harap Anda tidak bodoh.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Sahabat dan Perasaan

14 Desember 2022   18:41 Diperbarui: 14 Desember 2022   18:53 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SENJA YANG TAK PERNAH PERGI

Kata orang, sebuah pertemanan antara cewek dan cowok itu gak ada yang benar-benar murni hanya sebatas teman, salah satu di antara mereka mungkin ada yang terbawa perasaan. Namun gadis satu ini ingin membantah kalimat tersebut, ia ingin membuktikan bahwa pertemanan nya dengan seorang laki-laki selamanya akan menjadi seorang teman, tanpa Ia sadari dengan sikap egosentris nya.

"Besok hari minggu, jogging bareng yuk?" ajaknya kepada Liona yang sedari tadi sibuk dengan ponsel di tangannya.

"Hayuu, moga besok ketemu sama mantan." Seakan harapan itu sudah menjadi candu.

"iyaa deh, semoga ketemu." dengan suara nada yang rendah, tanpa Liona sadari ada rasa sakit yang harus ia tahan.

Bohong jika Arka bilang Ia baik-baik saja di saat orang yang Ia harapkan ternyata masih mengharapkan masalalu nya. Berusaha untuk tetap terlihat biasa saja menjadi seorang pendengar setiap kali Liona menceritakan masalalunya yang belum bisa Ia lupakan. Mereka sama-sama sedang berharap. Namun bedanya Arka yang mengaharapkan Liona, dan Liona yang masih mengharapkan masalalunya.

Beberapa minggu ini Liona sibuk dengan kegiatan organisasinya, mungkin itu yang membuat pikiran Liona teralihkan dari sosok masalalunya. Sore ini, seperti biasa menikmati ice cream di kedai yang sudah jadi langganan mereka dari dulu.  

"Lo tau gak hari ini gue seneng banget." ucap Liona dengan ice cream vanilla nya
"Seneng kenapa? Abis dapet undian ale-ale Lo?"
"Ngaco, bukan lahh. Jadi gini, Lo pernah gk sihh ngerasain gimana rasanya orang yang kita sukai ternyata menyukai kita balik?" Dengan senyum yang tercipta disetiap kalimat nya menandakan bahwa Ia sangat bahagia
"Mungkin belum" Arka yang masih fokus dengan ice cream coklat nya sedikit acuh dengan pertanyaan Liona.
"Gue sekarang ada di posisi itu, dan masih gak nyangka sih. Dulu gue ngarasa mustahil banget bisa deket sama dia, tapi kemaren dia ada nyamperin gue. Dan lo tau? Tadi gue abis jalan sama dia."

Arka menatap Liona. Mendengar kabar itu membuatnya sedikit merasa kecewa. Entah pada Liona yang belum bisa melihat perasaan nya atau pada dirinya sendiri yang terlalu berharap pada Liona.
"Lo tadi abis jalan sama dia?" Arka akhirnya bertanya.
"Iya Arka, dia sweet ba-" belum sempat Liona selesai bicara, Arka langsung memotong perkataan Liona.

"Li, Kok lo gitu sihh. Lo sendiri kan yang bilang gak mau deket lagi sama cowok. Lu udah berapa kali ditinggalin sama cowok. Kenapa sih lo gak mau dengerin gue." tanpa sadar intonasi suara Arka meninggi, membuat Liona sedikit bingung dan merasa bersalah.
"Arka, lo marah sama gue?"

"Gue cuma khawatir sama lo. Awas aja yah lo nangis-nangis ke gue terus ngabisin tisu di rumah gara-gara cowo yang lo taksir itu."
Liona hanya terkekeh, merasa lucu dengan sikap Arka yang begitu khawatir terhadapnya dan dalam waktu bersamaan pula ia merasa konyol, menertawakan dirinya yang selalu mengadu pada Arka ketika dirinya merasa sakit hati karena seorang cowok.

Hari ini Liona belum melihat Arka, mungkin dia lagi cosplay jadi kutubuku karna sibuk dengan tugas. Bisa Liona tebak, sekarang Arka pasti lagi di ruang perpustakaan.
"Gue denger kmaren sore lo abis jalan yah sama Meysa? Pantesan gak dateng ke kedai ice cream." dengan tiba-tiba Liona sedikit mengejutkan Arka dengan kedatangan nya.

"Kebiasaan banget sih Lu ngagetin orang mulu. Gak, gue cuma nganterin ke tokok buku, abis itu pulang." Melirik Liona sebentar sebelum akhirnya kembali fokus mencari buku yang ia cari.
"Si Meysa itu suka sama lo, kenapa sih gak jadian aja kaya nya kalian cocok deh."

"Gue gak suka sama Meysa, Gue suka nya sama lo." Entah Arka sadar atau tidak telah mengatakan kalimat itu.
Liona sempat terdiam sejenak sebelum tiba-tiba ia beranjak pergi meninggalkan Arka yang masih merutuki dirinya sendiri. 

Semua di luar dugaan, Liona bener-bener gak nyangka dengan kalimat yang barusan ia dengar. Tak sedikit pun terbesit dalam pikiran nya bahwa selama ini Arka menyimpan perasaan nya. Ada sedikit rasa kecewa dalam diri Liona, ia tak mau pertemanan yang sudah ia bangun dari bangku sekolah perlahan hancur karena sebuah perasaan.

Bukan lagi tentang bagaimana dia mendapatkanmu,
 tapi bagaimana dia memperlakukanmu.

-Dandeliona Amerta

Jika bersamamu adalah luka,
 lalu mengapa meninggalkanmu tidak membuatku bahagia.

-Arkana Denandra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun