Mohon tunggu...
Erna Widya Agustiyaningrum
Erna Widya Agustiyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

jangan lupa bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Berawal dari Hobi yang Sama, Keisengan Anak Band Ini Sukses Dalam Membangun UMKM

12 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 14 Desember 2022   11:00 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta, Desember 2022 -- Clothing jika dituliskan di Google Translate maka artinya adalah "pakaian". Akan tetapi sebutan clothing di Indonesia biasanya bukan untuk pakaian, bahkan mungkin kita sering mendengar kata clothing namun ridak tahu persis apa maksudnya. Clothing bisa diartikan untuk menyebut sebuah perusahaan yang memproduksi pakaian dengan brand mereka sendiri atau turunannya, secara umum clothing identik dengan produknya yang berupa kaos.

Salah satu contohnya adalah Folken, yang didirikan sekitar tahun 2015 akhir oleh 2 orang yaitu Mas Roy dan Mas Ari. Dengan latar belakang mereka yang sama-sama seorang anak band dengan genre metal, kemudian munculah ide untuk membuat suatu produk yang bisa mewakili hobi mereka tersebut. 

Berawal dari keisengan yang hanya bermodalkan dari tabungan mereka dengan nominal awal yang hanya Rp. 600.000 per orang, ternyata semakin lama Folken dapat menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan. Saat ini team Folken terdiri dari 3 orang. 2 orang owner yaitu Mas Roy sebagai desain kreatif dan Mas Ari sebagai bagian keuangan dan pemasaran. 1 orang lagi sebagai karyawan bagian pengiriman, packing, mencetak label, memfoto, pengemasan gudang dan  pengecekan barang baru.

Untuk saat ini produk yang dijual oleh Folken diantaranya berupa T-shirt, hoodie, beanie, kaos kaki, bandana, stik drum, pin acrylic, topi, coach jaket, ziphoodie, tas, jam tangan, dan stiker yang di desain dengan tema metal oleh team Folken. Produk best seller dari Folken adalah T-shirtnya. Mas Roy menjelaskan bahwa kecenderungan pasar memilih desain yang gambarnya detail dan tidak mengulang dari gambar gambar yang sudah ramai di pasaran.

Promosi yang dilakukan oleh Folken menggunakan beberapa media, mulai dari sosial media, e-commerce, dan juga mensponsori band-band metal misalnya dengan bertukar informasi melalui Band Tour. Konsumen dapat memesan produk Folken melalui instagram (@folken_co), shopee (folken_co), tokopedia (folkenstore). Target pasar Folken yang paling utama dari kalangan usia mulai dari 17-25 tahun dengan mayoritas pecinta musik metal. Dalam menarik minat pelanggannya Folken juga mengadakan diskon disetiap produknya.

Untuk pengirimannya, Folken melakukan secara terus-menurus (nonstop). Namun, Folken tetap mengikuti jam kerjanya ekspedisi. Misalnya, ekspedisi libur pada hari Minggu maka pengirimannya juga libur. Tetapi jika pada hari Minggu ada yang order, tetap akan diproses dan akan dikirim pada hari Senin.

Setiap bulannya Folken dapat menghasilkan sekitar 480an produk, dalam sekali rilis artikel yang di keluarkan kisaran  10-15 artikel dan dalam 1 artikel terdapat 24 pcs produk. Di setiap bulannya Folken bisa 2x release produk, yaitu di awal bulan dan akhir bulan. Untuk biaya bahan produksinya Folken mengeluarkan uang sebesar  Rp. 20.000.000 - Rp. 25.000.000 belum termasuk biaya sablon. 

Produk Folken dijual dengan kisaran harga Rp. 20.000 - Rp. 300.000. Perbulannya Folken dapat menghasilkan keuntungan sebesar 100% dari biaya produksi. Mas Roy menjelaskan misalnya untuk produksi T-shirt hppnya Rp. 60.000, kemudian produk tersebut akan dijual pada harga Rp. 135.000. 

Saat ini Folken dapat menjual sekitar 200an produknya disetiap bulan. Dari keuntungan tersebut diberikan untuk gaji pegawai kurang dari Rp. 1.000.000 dan sisanya dibagi untuk Mas Ari dan Mas Roy, karena mereka berdua menggunakan sistem bagi hasil.

Kualitas karyawan dalam melakukan pekerjaannya sudah sangat maksimal. Selain itu, interaksi antar owner dan karyawan terjalin dengan baik. Karena Folken menerapkan system yang bukan pure bisnis agar antara owner dan karyawan tetap bisa menjalin hubungan secara kekeluargaan tanpa ada rasa canggung.

Kendala yang dialami Folken yaitu saat melakukan produksi barang-barangnya, "Kendala, kalo sekarang konveksinya (tempat cetaknya) jauh, di Jakarta. Selain itu jika pesanan banyak, maka ongkirnya juga akan lebih banyak. T-shirtnya juga masih beli barang jadi, karena mencari ukuran yang pasti, sehingga  terkadang beda konveksi beda ukuran sizenya juga", ujar Mas Roy.

Dosen Pengampu : Azwar, S.E., M.M.

Penulis : Ela Nuraini, Musthovavy Wahyunisa, Nahla Uyunul Hawwa, dan Erna Widya Agustiyaningrum 

(Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun