Lingkungan Sekolah:
Guru dan teman sebaya memberikan pengalaman sosial yang penting. Misalnya, interaksi dengan teman mengajarkan anak keterampilan seperti berbagi, bekerja sama, dan memecahkan konflik.
Budaya:
Nilai dan norma budaya membentuk cara seseorang mengekspresikan emosinya. Budaya kolektif, misalnya, lebih menekankan harmoni sosial dibandingkan budaya individualis.
Media dan Teknologi:
Paparan media sosial dan teknologi dapat memberikan pengaruh positif (seperti meningkatkan keterampilan komunikasi) atau negatif (seperti meningkatkan risiko perundungan daring).
3. Faktor Biologis dan Kesehatan
Perkembangan Otak: Area otak seperti amigdala dan prefrontal cortex yang mengatur emosi sangat berperan dalam kemampuan memahami dan mengelola emosi.
Kesehatan Fisik: Anak dengan kesehatan yang baik lebih mampu menjalani aktivitas sosial dengan optimal.
4. Faktor Lingkungan Sosial dan Ekonomi
Keamanan Lingkungan: Lingkungan yang aman dan stabil mendukung perkembangan emosi yang sehat. Sebaliknya, lingkungan penuh konflik atau kekerasan dapat menimbulkan gangguan emosional.