F. REFLEKSIÂ
Kebetulan dari Lembaga SMAN 3 Yogyakarta ada 1 guru yang menjadi calon guru penggerak yaitu saya sendiri. Namun untuk berbagi aksi nyata penerapan Budaya Positif saya lebih memilih untuk berbagi dengan rekan sejawat saya secara luring. Dalam pelaksanaan kegiatan ini saya mendapatkan banyak bantuan dari rekan guru yang lain. Â Dari kegiatan ini kami bersama-sama belajar bagaimana penerapan dan perwujudan Budaya Positif di sekolah. Bapak/Ibu guru SMAN 3 Yogyakarta sangat antusias sekali menyimak materi budaya positif. Karena dalam materi ini ternyata ada yang cukup membuat kami agak merasa kaget yakni pendisiplinan siswa tanpa adanya hukuman, kemudian kehadiran penghargaan yang ternyata tidak selamanya akan menghasilkan sesuatu yang baik juga materi yang sangat menggugah semangat kami dalam penerapan segitiga restitusi dalam penyelesaian ketidaksiplinan siswa. Setelah pelaksanaan diseminasi budaya positif, rekan guru mulai mencoba untuk menerapkan budaya positif di sekolah. Dimulai dari pembentukan keyakinan kelas, kemudian penerapan program restitusi bagi siswa yang melanggar kedisiplinan, serta menerapkan posisi kontrol sebagai manajer. Hal ini kami laksanakan secara berkolaborasi dengan tujuan agar dapat mencapai sesuatu yang diharapkan yakni munculnya motivasi intrinsik siswa sehingga mereka dapat memunculkan karakterkarakter baik yang nantinya akan menjadi sebuah budaya positif di lingkungan sekolah.
Â
G. LAMPIRAN
 Link Video Pelaksanaan Diseminasi Budaya Positif dan Pembentukan Keyakinan Kelas: https://drive.google.com/file/d/1KqK0Neh0zytPGxnrMuU0-AdVSCFQUDJ/view?usp=sharing
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H