Mohon tunggu...
Ermayani Agustina
Ermayani Agustina Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMK Bina Husada Mandiri Bekasi

Saya orang yang suka jalan-jalan, membaca buku, nonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi untuk anak remaja

23 Januari 2023   14:35 Diperbarui: 23 Januari 2023   14:57 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana cara berkomunikasi yang tepat untuk anak remaja?
Sebelum kita membahas mengenai cara berkomunikasi dengan remaja, kita perlu mengetahui dulu tumbuh kembang dari seorang remaja dan karakteristiknya. Remaja merupakan fase dimana seseorang berubah dari fase anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan fase yang unik, karena sudah tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tetapi belum dapat juga dikatakan dewasa. Remaja mengalami banyak sekali perubahan,baik secara fisik maupun mental. Perubahan secara fisik yang terjadi sangatlah terlihat salah satunya yaitu perubahan tinggi badan, bentuk badan, perubahan suara (bagi laki-laki), sudah mulai mengalami pubertas, dan masih banyak lagi perubahan lainnya. Perubahan secara mental yang terjadi yaitu sudah tidak mau di atur layaknya anak kecil, sudah dapat mengambil keputusan sendiri, lebih suka bermain hanya dengan sekelompok teman, tidak suka di batasi (lebih suka kebebasan),dan masih banyak lagi.

Karena memiliki karakteristik yang unik,untuk itu jika berkomunikasi dengan anak remaja hendaknya berhati-hati. Jangan sampai kita menyakiti perasaannya karena hatinya sensitif. Apabila ingin menegur anak remaja, hendaknya jangan menggunakan nada tinggi karena mereka tidak bisa dikerasi dalam berkomunikasi, jika kita bernada tinggi makan si anak remaja itu akan berontak, tidak akan terbuka pada kita. Jadi apabila ingin masuk kedalam komunikasi mereka, kita harus memposisikan diri sebagai teman sebaya nya. Berbicaralah dengan nada pelan, santai dan fahami perasaannya. Maka secara tidak langsung mereka akan terbuka dengan kita dan kita dengan mudah dapat masuk untuk memberikan nasihat-nasihat kepadanya. Memiliki anak remaja seperti perumpamaan memegang telur. Jika terlalu keras kita menggenggam makan telur itu akan pecah, namun apabila kita tidak kuat menggenggamnya maka bisa terjatuh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun