Mohon tunggu...
Erma Rosdiana
Erma Rosdiana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan Menyingkap Tirai Poso

10 September 2016   08:38 Diperbarui: 10 September 2016   09:06 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Proses Adaptif dan program kerja

Setelah melakukan observasi dan mengenali karakteristik masyarakat desa, maka kami mulai menyusun program kerja yang akan dilaksanakan selama disini. Ada sepuluh program kerja yang rencana akan kami laksanakan yaitu,

  • KKN mengajar di sekolah dasar 8 Mayoa selama tiga pekan dengan mata pelajaran yang diajarkan Matematika dikelas 3, Bahasa Indonesia dikelas 5, Mulok dikelas 4, dan Agama dikelas 1. Jumlah keseluruhan murid ada 76 orang. Di SD ini mayoritas beragama islam namun, guru mereka orang dari desa pendolo yang notabene beragama Kristen hanya terdapat 2 orang yangguru beragama islam tetapi hal tersebut tidak menghalangi proses belajar mengajar. Selain mengajar SD, mengajar TPA Nurul Falah yang hamper keseluruhanyan adalah murid yang diajar di SD.
  • Senam sehat yang merupakan rutinitas murid SD ternyata tidak dilaksanakan. Oleh karena itu kami membuat program kerja senam sehat di SDN 8 Mayoa yang dilaksanakan setiap hari jumat selama tiga pekan. Sebelum hari pelaksanaan senam hari jumat, latihan diadakan sore hari di Posko KKN. Anak-anak sangat antusias datang hal ini dilihat ketika disampaikan untuk datang jam 3 sore malah mereka datang jam 2. Pekan terakhir kami mengadakan senam, video senam diberikan kepada pihak sekolah agar anak-anak tetap senam meskipun penarikan KKN.
  • Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat untuk murid SDN 8 Mayoa agar perilaku hidup bersih dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
  • Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut beserta sikat gigi massal sebagai bentuk praktek langsung setelah murid mendapat materi cara sikat gigi yang benar,
  • Pembenahan masjid yang sengaja dilakukan karena melihat kondisi atap masjid yang bocor dibeberapa titik. Kondisi saat ini sedang musim hujan jadi, ketika hujan ibadah tidak khusyuk. Kondisi keuangan bendahara masjid yang minim dan membutuhkan bantuan untuk pengalangan dana dilakukan dengan mengirim pamflet ke social media.
  • Pembuatan marka jalan sebagai media informasi masyarakat agar ketika ada pedatang tidak tersesat.
  • Menulis etnografi yang akan di publikasikan di media agar masyarakat luas mengetahui kondisi nyata salah satu desa di kabupaten Poso.
  • Konseling perikanan diperuntukan untuk warga yang memiliki kolam ikan air tawar disekitar rumah. Hasil dari budidaya ikan tidak dijual hanya sebagai konsumsi rumah tangga sendiri.
  • Pembuatan denah desa sebagai media informasi.
  • Toga yang dibuat di tanah lapang desa samping pos Polmas. Beberapa tanaman yang dijadikan obat untuk masyarakat yakni, jahe, kunyit, sereh, cocor bebek, tapak darah, bangle, lengkuas, kumis kucing, sambiloto, temu hitam dan jahe merah. Selain tanaman obat terdapat buku pedoman pengunaan tanaman yang diberikan kepada ibu bidan desa. Sehingga masyarakat yang sakit dapat langsung berkonsultasi kepada ahlinya.
  • Pembuatan Jamban bersama Babinsa yang merupakan bantuan bari Kodam VII Wirabuana sebagai bentuk jamban percontohan bagi masyarakat yang belum memiliki jamban.
  • Wisata alam bersama aparat desa di Padang Marari dan taman wisata anggrek di Bancea. Di padang marari kita dapat melihat luas dan indahnya danau Poso yang menjadi ikon penting kabupaten Poso. Sedangkan di taman anggrek saying sekali anggrek yang dulunya mempesona dengan keindahanya hanya terdapat didalam hutan sedangkan di pinggir sudah tidak ada lagi. Dipandang perlu untuk melakukan pelestarian bunga anggrek di habitat.
  • Selain program kerja desa, program kerja kecamatan juga dilaksanakan seperti pembuatan Green Spot di sekitar tugu perdamaian. Penyuluhan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dan sunatan massal yang diadakan pada tanggal 19 Agustus 2016 bersamaan dengan kunjungan rektor universitas Hasanuddin, pangdam Wirabuana, Kemensos, wakil Gubernur Sulawesi tengah, dan Bupati Poso.

Honey moon

Sekian lama bersama masyarakat desa Bangun Jaya membuat tinggal serasa di rumah sendiri. Hajat hidup terpenuhi dengan baik. Tidak ada pertengkaran antara penghuni posko dengan masyarakat dan program kerja terlaksana dengan baik. Hal yang awalnya membuat shock terhadap keadaan kini sudah bersahabat. Merasa nyaman dengan yang dimiliki dan yang dikerjakan membuat kami tidak ingin meninggalkan lokasi KKN. Kampus merah sudah menanti dan aktivitas kuliah harus terus dilanjutkan maka kami bersiap-siap pada tanggal 27 Agustus kembali dari lokasi KKN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun