Hari berikutnya aku diajak untuk mengawasi pekerjaan pemasangan line separator PLTG Peaking-Tanjung Batu. Pada saat pembongkaran valve, BBM mengucur hingga menimbulkan genangan, kami pun secara gotong royong membersihkan genangan tersebut agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Sebelum melakukan pengelasan, kami menyiapkan APAR, Peralatan Safety dan perlengkapan lain agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Namun, sesaat sebelum mesin las dioperasikan, tiba-tiba suara Gas Turbine terdengar keras seperti mengalami penurunan kecepatan.
Ternyata terjadi gangguan pada unit bisnis lini kedua PLN, yaitu bidang transmisi. Pada saat itu, line GI Embalut – Tengkawang terjadi gangguan. Para pegawai yang ditugaskan di PLTG Peaking pun langsung berlarian menuju mesin-mesin yang ada termasuk ruang kontrol. Apabila dianalogikan, situasi tersebut sama gentingnya dengan para dokter yang berlarian menuju pasien yang sekarat. Berbagai panel dicek, HT menjadi ramai karena lalulintas komunikasi para teknisi. Kami pun ikut melakukan pengecekan gangguan. PLN AP2B yang memiliki kantor jauh dari PLTG Peaking ikut memantau dan melakukan pengecekan gangguan ini.
Apabila dilihat, betapa indahnya kerjasama antar pegawai PLN yang bekerja untuk menerangi negeri ini. Kemudian, dalam pikiranku, aku bertanya-tanya, apakah pantas jika listrik padam kita sibuk mengeluh di media sosial untuk merendahkan PLN? Sementara disisi lain para pegawai PLN sibuk untuk memperbaiki peralatan yang mengalami gangguan itu. Mari kita rubah sikap kita, dan di Hari Listrik Nasional ini, kita doakan PLN agar senantiasa diberi kelancaran dalam bertugas untuk mengembangkan senyum anak-anak negeri. Selamat Hari Listrik Nasional yang ke 71, “Majulah PLN untuk selamanya, jayalah PLN untuk selamanya”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H